Menuntaskan Liburan Lebaran di Masjid Alam Blacan Muaragembong

Matahari masih ramah, jam menunjukkan pukul 9 pagi saat 3 motor keluar dari jalan cor di Cabang Empat Huripjaya Babelan menuju jalan rintisan Pertamina arah Muaragembong. Kira-kira setengah jam perjalanan maka akan tiba di Sungai Blacan yang menjadi tujuan kami. Hari Minggu tanggal 26 Juli 2015 adalah hari terakhir masa liburan sekolah, cuti kerja juga sudah habis, tanggal 27 Juli sudah kembali menjalani rutinitas masing-masing.

Menuntaskan Liburan Lebaran di Masjid Alam Blacan Muaragembong
Jalur Pertamina dari Huripjaya babelan ke Muaragembong
Jalan rintisan pertamina ini sudah pasti berdebu jika kemarau dan berlumpur saat musim penghujan, namun jalan ini adalah salah satu akses terdekat menuju Kecamatan Muaragembong. Jalan yang merupakan urugan dari sawah dan tambak ini memang masih labil, mungkin itulah alasan Pertamina dan berbagai pihak enggan membangun jalan permanen sebelum lahan jalan rintisan tersebut benar-benar stabil. Mungkin loh, berbaik sangka ajalah. :)
Sangat disarankan menggunakan masker dan helm lengkap, atau minimal berkacamata sebab dikhawatirkan debu jalanan dapat mengganggu konsentrasi mengemudi, padahal jalan yang dilalui butuh konsentrasi dan kestabilan karena masih banyak yang beralaskan pasir batu (sirtu) hingga tanah kering bergelombang.

Menuntaskan Liburan Lebaran di Masjid Alam Blacan Muaragembong
Kondisi jalur darat diantara semak mangrove
So inilah cara menikmati hari minggu di akhir liburan ala bisot and fams yang sejak awal liburan secara resmi gak kemana-mana yang judulnya rekreasi atau tamasya, paling-paling berkunjung ke sanak family yang dekat-dekat saja dalam rangka lebaran.
Bersama dengan 7 kawan yang sebagian besar sudah janjian melalui twitter kami berangkat, total 12 orang dengan menggunakan 2 mobil dan 3 sepeda motor kami berkumpul di Jembatan Sungai Blacan. Bang Komar dan istri, Mimin @CeritaBekasi, Rere, Yanti, Nhisa, Pak De Tiktwit + 5 anggota bisot fams :)

Menuntaskan Liburan Lebaran di Masjid Alam Blacan Muaragembong
Menyusuri Wisata Mangrove Sungai Blacan

Menuntaskan Liburan Lebaran di Masjid Alam Blacan Muaragembong
Menuntaskan Liburan Lebaran di Masjid Alam Blacan Muaragembong
Jalan di pembatas tambak, jauh di sebelah kiri tampak atap Masjid Alam Blacan
Btw, kenapa ke Masjid Alam Blacan Muaragembong? Kenapa yah? oke saya list deh alasannya.

Gak Macet
Alhamdulillah sampai saat ini jalan menuju ke Muaragembong tidak pernah macet, paling-paling macet karena ada hiburan atau acara keriyaan di pinggir jalan yang menyebabkan kendaraan memperlambat, atau akibat buka-tutup jalur karena banyaknya tamu, tukang dagangan, penonton hiburan layar tancap atau jaipongan dan lain sebagainya.

Murah
Jarak 1-2 jam paling-paling hanya butuh sekian liter BBM pulang pergi, ongkos perahu dan harga makanan juga masih standar, semua masih apa adanya karena belum ada pengelolaan dari pihak manapun sehingga merasa berhak memungut parkir atau retribusi kunjungan atau karcis :)

Blank Spot
Tidak semua operator dan tidak semua tempat blank spot, tapi untuk selain pengguna provider selular indos*t bakalan sering mendapat status SOS pada status sinyal gadget atau HP-nya. Karena koneksi internet mobile yang tidak stabil maka komunikasi kawan-kawan atau sesama peserta piknik setidaknya akan lebih berpeluang terjadi, gak sibuk dengan gawainya masing-masing :)

Masjid
Loh kok masjid Alam dijadikan tujuan wisata?. Bentuk masjid yang sederhana dan tidak besar itu tampak biasa-biasa saja, jelas berbeda dengan masjid yang megah dengan arsitektur yang bagus, secara umum tidak layak untuk dijadikan tempat wisata umum seperti masjid-masjid terkenal. Masjid menjadi tujuan karena masjid selalu terbuka untuk umum, masjid menjadi tempat peristirahatan yang tepat karena tidak ada pihak perorangan yang mengklaim memiliki masjid, sehingga menjadi tempat yang dapat disinggahi siapa saja selama tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang secara umum tidak patut untuk dilakukan di masjid.

Wisata Religi
Karena beristirahat di masjid, insya Allah tidak akan melewatkan waktu sholat. Kita dapat pula menjelaskan fungsi dari masjid, keragaman model dan bentuknya serta bagian-bagian masjid. Bertanya lebih jauh mengenai sejarah masjid dan tentang apa saja kegiatan yang diadakan masjid terpencil ini.

Sunyi
Sejauh mata memandang hanya tambak dan pepohonan mangrove, tidak ada rumah penduduk, tidak ada warung, hanya ada gubug-gubug penyimpanan peralatan tambak. Suara-suara burung, suara serangga alam dan suara angin yang meniup dedaunan mendominasi suasana. Sunyi dari suara-suara yang telah begitu akrab di telinga. Mungkin kesunyian di jaman sekarang ini sudah merupakan kemewahan tersendiri yang dirindukan orang-orang kota, bersyukurlah saya masih bisa menikmatinya tanpa perlu pergi jauh.

Privat
Yah berhubung kemarin kesana masih suasana lebaran ternyata banyak yang mengunjungi Masjid Alam Blacan, setidaknya ada 3 rombongan lain, namun setelah dzuhur suasana kembali sepi. Karena lokasi yang terpencil dan hanya dikelilingi tambak serta semak mangrove membuat suasana hening, ditambah adanya masjid, suasana hening menjadi lebih relijius. Seakan-akan ini sebuah lokasi pribadi yang eksklusif dan privat :D

Alami
Tidak ada suara mesin atau knalpot motor dan suara umum lainnya yang berisik, hanya suara burung dan suara angin. Sejauh mata memandang hanya hamparan langit yang tercermin di hamparan air tambak. Pohon-pohon mangrove yang hijau dan unsur alam wilayah pesisir lainnya.

Menuntaskan Liburan Lebaran di Masjid Alam Blacan Muaragembong
Menuntaskan Liburan Lebaran di Masjid Alam Blacan Muaragembong
Soal tujuan wisata sebenarnya akan kembali kepada masing-masing, pergi outing bersama kawan-kawan bagi saya sudah merupakan kegembiraan tersendiri, terlepas tujuannya akan kemana. So sepulang dari Muara Blacan saya memilih jalur berbeda dengan rombongan yang langsung pulang, saya memilih jalur CBL melintas di Tambun Utara lalu lanjut terus sampai sore lalu pulang melalui jalan Perjuangan Bekasi, me time :)

Sedikit kenang-kenangan foto ke Masjid Blacan kali ini bisa diintip di Album Facebook saya :)

Oh Iya, Pakde Tiktwit ternyata mencatat juga perjalanan ini, baca catatan beliau di SINI.

Salam.

1 komentar

No Spam, Please.