Tadi malam untuk pertama kalinya saya berhasil ngopi di Studio Kopi Sang Akar yang beralamat di Jl. Tebet Dalam I No. 22, Tebet, Jakarta Selatan. Saya yang agak blank dengan daerah Tebet tidak mau ambil pusing mencari-cari alamat, untuk pertama kali juga akhirnya saya menggunakan aplikasi Gojek. Kenapa Gojek jadi penting? karena beberapa hari lalu sempat ada drama pelarangan Gojek :)
Kok Drama? Yah Drama itu gak selalu negatif loh kawan, tipikal politik era Jokowi ini jelas terpengaruh pribadi Pak Presiden Jokowi yang asal Solo, jadi saat Pak Ignasius Jonan yang menjabat Menteri Perhubungan Indonesia periode 2014-2019 melarang Gojek beroperasi, itu sebenarnya gaya politik santun untuk memberitahukan kepada semua pihak bahwa Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan itu sudah layak direvisi.
Lihat sendiri reaksi masyarakat terhadap pelarangan Gojek. Nah kaitannya, karena secara peraturan Gojek itu "ilegal", maka sebelum dilarang betulan, boleh dong saya mencobanya sekaliiiii ajah :)
Kalau mau sih, ayo minta #papa di Senayan untuk segera ubah UU tentang Angkutan Jalan itu yuk :)
Panjang ceritanya kisah selama perjalanan diantar oleh Pak Mas'ud sang driver Gojek hingga tiba di halaman Studio Kopi Sang Akar sebelum maghrib, terima kasih Pak Mas'ud :)
Di dalam studio sudah ada dua pejabat teras komunitas yang sering saya ikuti, Novita Anggraini dari Sajubu, yang saat ini menjadi direktur cantik Sekolah Raya dan Rumah Baca HOS Tjokroaminoto Tarumajaya, sedang asik ngobrol bersama Salman Faris pimpinan Blogfam saat ini. Tidak lama kemudian datanglah delegasi-delegasi dari berbagai komunitas dan perseorangan.
Ada Kak Anazkia, Kak Lutfiretno, Kang Nana dan Mbak Prita HW, Sam Anwar dan Mbak Nana dst dst :) *dah kayak absen aja kalo disebutin semua*
Di dalam studio sudah ada dua pejabat teras komunitas yang sering saya ikuti, Novita Anggraini dari Sajubu, yang saat ini menjadi direktur cantik Sekolah Raya dan Rumah Baca HOS Tjokroaminoto Tarumajaya, sedang asik ngobrol bersama Salman Faris pimpinan Blogfam saat ini. Tidak lama kemudian datanglah delegasi-delegasi dari berbagai komunitas dan perseorangan.
Ada Kak Anazkia, Kak Lutfiretno, Kang Nana dan Mbak Prita HW, Sam Anwar dan Mbak Nana dst dst :) *dah kayak absen aja kalo disebutin semua*
Agenda malam ini secara resmi adalah acara Neloni dan farewell kepada Kak Widya Hapsari yang mendapat bea siswa Master Diving di Bali :)
Sambil menunggu kawan-kawan lain berkumpul, mari kita coba kopi di Studio Kopi Sang Akar ini.
Ngopi di Studio Kopi Sang Akar
Biar afdol saya list menu kopi yang tersedia di Studio Kopi Sang Akar:
- Kopi mana? Tanah Flores, Arabika Manggarai NTT (15K),
- Kopi Arabika Taman Dadar (15K),
- Kopi Arabika Java Sunda Palintang (15K),
- Kopi Java Jember Rengganis Robusta (10K)
- all item +3K jika tambah susu.
Dari hasil browsing akhirnya saya tahu bahwa semua kopi di atas adalah produk Koffie Goenoeng Fairshare. Soal kopi sih biasa-biasa saja, saya tidak terlalu fanatis sampai taraf ekstrimis tapi entah kenapa pilihan saya selalu jatuh ke jenis kopi robusta.
Jadi jawaban saya selalu singkat dan membuat bingung untuk kafe dengan jenis kopi spesifik seperti ini.
Jadi jawaban saya selalu singkat dan membuat bingung untuk kafe dengan jenis kopi spesifik seperti ini.
"Kopi apa bang?" tanya sang pelayan saat saya memesan kopi
"Kopi hitam" jawab saya sok yakin.
"Maaf ini menunya"
Saya baca-baca menu dan tidak paham menu-menu kopi ini, semua produk Indonesia, semuanya kopi.... yang paling murah biasanya menjadi pilihan terakhir.
"Kopi Java Jember Rengganis Robusta aja mas," jawab saya mantap kepada sang barista.
Iya, saya memilih Rengganis karena dari daftar menu itu Kopi Rengganis Robusta ini yang paling murah, ceban (sepuluh ribu rupiah) secangkir :)
Alasan mudahnya gini: kalau kopi yang paling murahnya saja sudah enak apalagi kopi yang harganya lebih mahal, selain itu konon harga kopi robusta memang lebih murah daripada kopi arabika :) soal harga relatif sih, kawan saya malah punya prnsip "Kalau ada yang mahal kenapa pilih yang murah?" :D
Enak kopinya sot? soal kopi itu cuma ada 2 rasa kok, ENAK sama ENAK BANGET, dan Kopi Rengganis yang saya pilih berhasil membuat saya rada hiperaktif sampai ngobrol sama Pakde Susilo Adinegoro pemilik studio, sampai nanya-nanya sewa pertahun berapa hahahaha. Terima kasih ngobrol ringannya Pakde :)
Untuk yang berkunjung ke Studio Kopi Akar, saya ucapkan selamat menikmati kopi sambil melihat-lihat koleksi Pameran Fotografi Perempuan Penyintas '65 yang akan berlangsung hingga tanggal 16 Januari 2016.
Happy long weekend :)
Happy long weekend :)
[note] Pujian dari nikmatnya secangkir kopi tentu sepantasnya diterima oleh para barista peracik kopi yang tersaji di hadapan untuk kita nikmati. Namun jika kita mau menyusuri pahit asamnya setiap sesapan kopi, disana ada kisah para petani, para petani yang menanam, merawat hingga memanen, lanjut lagi proses pasca panen hingga akhirnya terkemas baik dan siap diolah oleh para barista tadi.
Apakah nasib para petani kopi sudah senikmat kopi yang kita nikmati?
Jangan-jangan para petani kopi tidak mampu membeli kopi secangkir kopi yang sedang kita nikmati? :)
Baca juga cerita saya Ngopi di Kedutaan Besar Bekasi dan saat Belajar mengenal kopi di Kanal Kopi 43 Duren Sawit.
Apakah nasib para petani kopi sudah senikmat kopi yang kita nikmati?
Jangan-jangan para petani kopi tidak mampu membeli kopi secangkir kopi yang sedang kita nikmati? :)
Baca juga cerita saya Ngopi di Kedutaan Besar Bekasi dan saat Belajar mengenal kopi di Kanal Kopi 43 Duren Sawit.