Gue dapet Email bertajuk Pakaian Wanita Dalam Islam (Bukan Kerudung) yang mungkin bersumber dari web allah-semata.org yang sudah tidak aktif.
Awalnya gue baca tampak logis, tapi setelah gue cross check dengan referensi lain, yah akhirnya gue masih dengan pemahaman gue yang pertama, yang telah gue posting di SINI.
Well, bro, kita sangat butuh referensi-refenrensi sebagai pembanding, bahkan mencari literatur dan ensiklopedia sebagai pembanding.
Mengenai kalimat akhir:
Wig, Kutex, Parfum, Cat Rambut, dan Cukur Alis dalam kaitannya dengan topik pakaian wanita, sering pula dipermasalahkan perihal hukum mengenakan wig, memakai kutex, parfum, mengecat rambut, maupun mencukur alis bagi wanita.
Hal-hal di atas sama sekali tidak pernah dilarang oleh Allah. Al-Qur'an itu lengkap dan sempurna. Kalaulah Allah memang ingin melarang hal-hal di atas, tentulah larangan tersebut ada tercantum di dalam Al-Qur'an.
Gue rada gak setuju dengan pernyataan akhir dari penulis ini.
Menyambung rambut, seperti konde, atau menggunakan wig itu diatur dengan sunah.
Kutex (ini adalah salah satu merk pewarna kuku dengan bahan-bahan kimia) sendiri menghalangi air wudhu menyentuh kuku, dan memang tidak dilarang menggunakannya, namun yang menggunakan itu biasanya para wanita yang sedang menstruasi dan sedang tidak sholat.
Soal mencukur alis, saya belum tahu mengenai masalah ini
Beberapa hal dalam muamalat pergaulan sehari-hari, banyak hal yang terlalu remeh untuk diatur dalam al-Quran, saya kok malah gak percaya bahwa Al-Quran mengatur tentang bagaimana mencukur alis mata atau mewarnai kuku.
Dalam hubungannya memanifestasikan Al-Quran dalam kehidupan nyata, maka diutuslah Nabi Muhammad SAW yang akhlaknya adalah Al-Quran.
Menafikan hadis dengan dasar Al-Quran adalah hal yang pasti, karena Al-Quran kedudukannya lebih tinggi, namun menafikan hadis dengan alasan Al-Quran tidak mengaturnya adalah hal yang naif.
Itu sama halnya dengan memisahkan Al-Quran dan hadis, berpegang dengan Al-Quran saja tanpa hadis sama saja mengabaikan Nabi Muhammad SAW, karena Nabi di utus untuk menerangkan Al-Quran, jika kita menolak hadis, sama saja dengan menuduh Nabi tidak menjalankan amanat dan tidak melaksanakan tugasnya.
Warisan kaum Muslim itu hanya 2, yaitu Al-Quran dan Hadis, jika keduanya di ceraikan, maka tunggulah kerusakan yang akan terjadi.
Jika dengan jargon ALLAH SEMATA maka yang kita akui hanya AL-Quran, dan tidak mengakui hadis, maka saya tidak tahu, penerapan Al-Quran yang bagaimana yang akan dilaksanakan, siapa yang akan menjadi suri tauladan dalam pelaksanaan Al-Quran?
Bagi saya, saya sudah melihat jalan ini sebagai jalan yang mudah dan tinggal dilaksanakan, jika ada rekan-rekan yang ingin memilih jalan yang lebih sulit, silakan dijalankan.
salam