Menelusuri sejarah dan asal-usul Masjid Alam Blacan ini agak sulit, sesulit akses menuju kesana. Setidaknya ada 5 Masjid Alam yang saya dengar, yaitu:
1. Masjid Alam Muara Blacan Muaragembong, Kab Bekasi.
2. Masjid Alam Marunda, Jakarta Timur.
3. Masjid Alam Cilincing, Jakarta Timur.
4. Masjid Alam Gaga (Alam Al-Mutaqoddimin) Kecamatan Muaragembong, Kab Bekasi.
5. Masjid Alam Pondok Tengah, Babelan Kab Bekasi.
Jadi di Kecamatan Muaragembong sendiri terdapat 2 Masjid Alam (Masjid Alam) yaitu Masjid Alam Muara Blacan dan Masjid Alam Gaga (Alam Al-Mutaqoddimin) yang menurut warga kemungkinan berumur lebih muda atau dibangun setelah Masjid Alam Muara Blacan, namun demikian tidak ada warga yang berani mengira atau menduga kapan berdirinya kedua masjid tersebut.
Kemarin saya bersama teman-teman berkunjung ke Masjid Alam Muara Blacan Desa Pantai Harapanjaya Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi.
Perjalanan rombongan dimulai dari lapangan kantor Kelurahan Kebalen Babelan. Saya sendiri menyusul dan bertemu rombongan di Cabang Empat, Desa Hurip Jaya babelan kemudian menyusuri jalan rintisan Pertamina melewati empang, tambak dan sisa-sisa hutan mangrove hingga Muara Blacan Desa Pantai Harapanjaya Muaragembong.
Dengan jalan santai dari Kebalen (Babelan) ke Muara Blacan (Muaragembong) kami tempuh 2 jam perjalanan dengan mobil. (Buka Google Map lalu copy paste -6.023887, 107.022585 untuk mengetahui lokasi) Kordinat: 6°01'26.0"S 107°01'21.3"E atau klik -->> Warung Bang Sidik.
Jalur darat ke Muara Blacan |
Setelah beristirahat sejenak kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu sewaan yang banyak tersedia menunggu penumpang untuk diantar mancing ataupun lainnya.
Perahu-perahu motor ini menyediakan jasa antar jemput ataupun dicarter seharian, tarifnya tergantung besar/kapasitas perahu.
Jalur perahu |
Kurang lebih 15 menit menggunakan perahu, menyusuri sungai Muara Blacan yang kiri-kanannya ditumbuhi Pohon Bakau liar atau menurut istilah setempat disebut Pohon Kenong (Rhizophora sp.), Pohon Atep atau lebih tepatnya Pohon Nipah (Nypa fruticans) anggota famili Arecaceae (palem), Pidada/Bogem (Sonneratia sp.), Api-Api (Avicennia sp.) dan Tancang (Bruguiera sp.).
Pohon-pohon habitat pesisir ini masih dapat ditemui sepanjang perjalanan, tumbuh lebat di kiri kanan sungai hingga kita sampai ke tujuan. Di kordinat -6.010761,107.03153 google maps atau di kordinat: 6°00'38.7"S 107°01'53.5"E
Diantara pohon bakau dan tanggul kayu buatan perahu dikandaskan, sampailah kami ditujuan. 100 meter dari penambatan perahu tampaklah Masjid Alam Blacan yang sendiri ditengah rawa yang menjadi tambak.
Masjid Alam dibangun di sebidang tanah yang dikelilingi rawa/tambak, jalan setapak merupakan pembatas seperti pematang sawah yang memisahkan antara tambak yang satu dengan yang lainnya. Tanah keras bercampur lumpur basah dihiasi kulit kerang putih terbentang lurus, dihubungkan dengan jembatan kecil dari papan kami tiba di Masjid Alam dengan jalur terpendek, jika mau berputar menyusuri pinggiran sungai bisa saja tapi saya gak yakin apakah pematangnya nanti akan bersambung dengan jalan menuju masjid.
Klik Untuk Memperbesar Gambar |
Masjid Alam Blacan menurut warga sudah beberapa kali renovasi, terakhir di renovasi sekitar tahun 1960 dan tahun 1999. Tahun 1960an itu renovasi rangka gedung masjid yaitu pilar-pilar besar berwarna biru/hijau dan tembok bagian dalam, tembok dengan ubin warna coklat seperti sekarang ini adalah renovasi tahun 1999.
Di dalam masjid terdapat 1 pilar/tiang terbuat dari kayu membungkus tiang asli yang berada didalamnya. Menurut warga hal ini dilakukan karena adanya kebiasaan mencungkil kayu tiang asli dengan motivasi berbagai hal.
Tiang kayu dalam masjid |
Masjid Alam ini tiap malam jumat diisi majelis pengajian, dzikir, tawasul sehingga tetap terawat dan bersih, walaupun telah nampak kerusakan-kerusakan minor yang tidak menggganggu fungsi masjid.
Tidak jauh dari bangunan masjid terdapat gundukan pecahan keramik dan botol-botol tua yang belum diketahui secara pasti umurnya. Menurut masyarakat keramik dan botol-botol tua itu kemungkinan adalah sisa-sisa dari perahu atau kapal niaga yang pernah tenggelam di Sungai Muara Blacan dahulu kala.
Warga sekitar juga menceritakan ditemukannya koin-koin kuno, benda-benda asing lainnya yang tersimpan di rumah penemunya, ada pula yang menuturkan sekitar tahun 60an saat pemugaran pertama itu ada penemuan koin dari logam mulia tertuliskan 1360, apakah itu bermakna tahun 1360 masehi atau tahun saka (dimulai pada tahun 78 Masehi), yah prediksipun bermunculan, namun kembali tidak ada yang dapat memastikan karena otoritas yang berwenang menentukan tidak ada yang tertarik untuk mengungkapnya. Keberadaan benda tersebut pun sekarang sulit dilacak keberadaannya.
Lain daripada itu saya tertarik untuk mengetahui latar belakang diadakannya wisata religius ini. Dari penggagas acara yaitu Bang Komar Ibn Mikam dan Uci Yusuf mereka berdua sepakat kegiatan ini lebih untuk memperkenalkan potensi ekowisata yang dimiliki oleh pesisir Kabupaten Bekasi.
Wisata sungai, wisata mangrove dipadukan dengan mendekatkan suasana religius mudah-mudahan dapat menciptakan tujuan wisata yang jauh dari sikap hura-hura. Wisata alam untuk lebih mengenal dan menghormati alam dengan tujuan akhir Masjid untuk sholat Dzuhur atau Ashar baik berjamaah atau sendiri-sendiri semoga dapat memberi kesan tersendiri bagi para peserta.
Saya sendiri menikmati setiap menitnya wisata ini, saat rombongan beristirahat di teras masjid, saya justru berkeliling menikmati suasana sepi, angin yang segar dan sesekali burung-burung habitat pantai yang terbang secara rombongan.
Catatan ini hanya sebagian kisah yang dapat saya rangkai kali ini untuk ekowisata mangrove tujuan masjid Alam Blacan Desa Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi Jawa Barat.
Foto bersama Kloter 2 |
- Panitia telah menyediakan air minum, namun jika memungkinkan sebaiknya membawa bekal minuman dan makanan kecil, karena tidak ada warung apapun di sekitar masjid, jangankan warung, rumah pendudukpun tidak terlihat, yang ada hanya semacam gudang di pinggir sungai.
- Bawa powerbank, kamera. Sinyal HP agak bermasalah, hanya indosat, telkomsel dan three yang agak lumayan, beberapa twit saya coba kirim hanya 2-3 twit yang berhasil terposting dari lokasi.
- Air sumur untuk wudhu terasa payau mendekati asin.
- Mohon bersihkan sampah begitu telah selesai mengunjungi Masjid Alam, agar kebersihan tetap terjaga, dan turuti nasehat warga agar tidak berbuat hal yang "aneh-aneh" di sekitar masjid :)
Jika berminat dan tidak memiliki pemandu/teman untuk menemani, silahkan hubungi:
twitter: @komarbekasi - HP: 0856 9333 4441
twitter: @ucie_yusuf1 - HP: 0856 9188 7656
Itu aja dulu yah bronsist, selebihnya kita ngobrol di form komentar saja :)
salam
Foto selengkapnya (285 foto) klik di: Album Foto Facebook
Cuplikan video saat perjalanan pulang klik DI SINI