Hanya skenario satir komedi yang memungkinkan kita saling bertengkar bersengketa dengan dihakimi secangkir kopi.
Hanya... too good to be true... yang akhirnya membuat kita, saat ini, segelas berdua menertawakan sang nasib, sang waktu dan diri kita sendiri.
Antara Aku dan Kamu, tanpa waktu, tanpa dimensi, tanpa makhluk lainnya, satu kata mufakat bersepakat mengijinkan secangkir kopi menjadi pihak ketiga.
Biarlah kopi ini yang akan menjadi hakim dari tangis tawa yang telah kita cipta, menjadi saksi atas suka dan duka yang mengiris-iris keberadaan Aku dan Kamu, lalu disatukan dalam satu wadah bernama Kami.
Kami + kopi...
Tidak, Kami sudah termasuk kopi...
Akhirnya kita terpisah lagi, karena perdebatan mengenai kopi. Aku dan kopi dapat bersatu, kamu dan Kopi dapat bersatu.
Antara Aku dan Kamu ada cinta. cinta yang tidak dapat menyatukan kita.
Antara Aku dan Kamu ada kopi, kopi yang telah mensejajarkan kita, dalam kesetaraan untuk saling berbeda, untuk saling ada.
Antara Aku, Kamu dan kopi, siapa yang butuh cinta?