19 Maret 2016, secara De Facto Gedung Juang 45 Tambun Kabupaten Bekasi memiliki galeri seni. Galeri seni Gedung Juang 45 Tambun Bekasi terletak tepat di samping kanan gedung, ruangan yang tidak besar itu disulap menjadi galeri seni yang memamerkan ragam karya seni visual & instalasi yang bertemakan sejarah dan Budaya Bekasi dengan tagline #SaveGedungJuangBekasi. Rangkaian acara pembukaan Galeri Seni Gedung Juang 45 Tambun berlangsung sejak pukul 15.00 hingga pukul 22.00 WIBB. Sedangkan untuk mensosialisasikan Galeri Seni ini, pameran akan terus dilaksanakan selama 3 bulan hingga 19 Juni mendatang dan terbuka bagi umum.
Galeri seni Gedung Juang Tambun berisikan berbagai karya-karya dari banyak penggiat seni visual seperti seni lukisan, fotografi, grafik, instalasi dan lainnya. Beberapa nama di balik karya tersebut yang sempat saya kutip dari Newsletter perdana Kedutaan Besar Bekasi antara lain: F Bush Thommy, Rio Waryono, Bimanto, Andra Infinity, Hanggara Eko, Annisa Isnaini Sahyu, Yus Suropati, Roby Akmal, Siswantoro, Seto Buje, Kurniawan Djumhari, Sanditio Bayu, Khalid Albakaziy, Aruga Perbawa Rizqi, Arif Nur Wicak Sono, Harits Izzatilhaq, Audi Imoi, Fithor Faris, Prasetiawan Bin Rachmat dan seterusnya.
Galeri seni Gedung Juang Tambun berisikan berbagai karya-karya dari banyak penggiat seni visual seperti seni lukisan, fotografi, grafik, instalasi dan lainnya. Beberapa nama di balik karya tersebut yang sempat saya kutip dari Newsletter perdana Kedutaan Besar Bekasi antara lain: F Bush Thommy, Rio Waryono, Bimanto, Andra Infinity, Hanggara Eko, Annisa Isnaini Sahyu, Yus Suropati, Roby Akmal, Siswantoro, Seto Buje, Kurniawan Djumhari, Sanditio Bayu, Khalid Albakaziy, Aruga Perbawa Rizqi, Arif Nur Wicak Sono, Harits Izzatilhaq, Audi Imoi, Fithor Faris, Prasetiawan Bin Rachmat dan seterusnya.
Kegiatan pembukaan galeri sini terus berlanjut sampai malam yang bertepatan dengan acara #EarthHour2016. Sebagai salah satu kota dunia, Bekasi juga terlibat secara aktif dalam kampanye global Earth Hour prakarsa World Wide Fund for Nature (WWF) yang mengajak seluruh penduduk di seluruh dunia untuk menyatakan kepeduliannya terhadap perubahan iklim dengan cara mematikan lampu dan peralatan elektronik selama 1 jam (20.30 – 21.30 waktu setempat) pada setiap hari sabtu di minggu ke-3 atau ke-4 bulan Maret setiap tahunnya. Tahun ini Earth Hour jatuh pada tanggal 19 Maret 2016.
Berbagai komunitas turut serta dalam kegiatan Earth Hour dan pembukaan Galeri Seni ini, diantaranya Kombek, Earth Hour Bekasi, Sinegasi, Bekasi Yuk, Bekasi Berkebun, Bekasi Hip Hop, Bekasi Symphony Orchestra, Bekasi Beatbox, Bekasi Urban City, dan komunitas lainnya. Saya hadir dengan mengisi daftar pengunjung di Galeri Seni mengatasnamakan Komunitas Sekolah Raya. Beberapa pengunjung yang saya sempat saya lihat di lokasi antara lain dari Babelaninfo, Personil Wajah Ethnic Band, Sanggar Pejuang Gedung Juang, Fokus Bekasi, Indonesian Fingerstyle Guitar Community dan tentunya masih banyak lagi :)
Sayang hujan deras mengguyur Bekasi saat acara puncak, kolase lilin yang dibuat oleh kawan-kawan Komunitas Earth Hour Bekasi di halaman Gedung Juang Tambun tentunya padam, untung saya sempat memotretnya saat sedang proses persiapan.
Sekali lagi Kedutaan Besar Bekasi membuat prestasi yang cukup strategis. Kenapa demikian? saya sudah berkali-kali ke Gedung Juang, apalah yang saya bisa dapatkan selain sebuah gedung bersejarah yang berisi kelelawar?. Gedung itu memang menyimpan banyak kisah, tapi semua kisahnya ada di dalam fikiran saja, selebihnya berserakan dimana-mana. Wajar saja jika dulu ada acara stasiun televisi swasta menjadikan Gedung Juang Tambun sebagai obyek acaranya yang menurut saya bersifat klenik dan tidak mendidik.
Sekarang jika kita berkunjung ke Gedung Juang Tambun sudah ada galeri seni, berbagai foto bercerita banyak tentang Bekasi. Foto-foto dokumentasi perjuangan mempertahankan kemeredekaan Republik Indonesia yang membuat Bekasi dikenal sebagai Kota Patriot dipamerkan. Ada juga foto-foto Bekasi masa kini yang kontras, karena di tengah sawah terdapat tengki Pertamina yang sebesar gunung. Print out puisi Kerawang Bekasi dengan latar belakang silhuet Chairil Anwar sang pencipta puisi tersebut terpampang menghadang pengunjung, seakan-akan meminta dibaca sebelum pengunjung melihat koleksi karya lainnya, walaupun sudahannya menjadi seperti photo booth yang instagramable :)
Berbagai karya mencoba "menghadirkan" tokoh KH Noer Ali; ulama dan pahlawan nasional asal Bekasi. Kuotasi pesan-pesan, visualisasi dan poster "Singa Tapal Batas" mendominasi koleksi galeri, menurut saya sengaja ditata demikian untuk mengajak pengunjung lebih mengenal atau mengingat kembali pesan-pesan dan keteladanan beliau agar menjadi sumber inspirasi "perjuangan" di masa sekarang.
Galeri seni sederhana yang unik ini sebagian besar menggunakan rangka bambu untuk memampang koleksinya, jelas konsep DIY (Do It Yor Self) diterapkan secara telaten dari bahan-bahan yang mudah didapatkan namun menghasilkan gaya yang elegan. Murah meriah dan artistik, itu kesan utama yang saya tangkap saat mengelilingi galeri seni ini. Kreatifitas yang tidak mau menyerah terhadap keterbatasan-keterbatasan justru menghasilkan karya yang membumi dalam kewajaran, manusiawi dalam penampilan apa adanya sehingga membuat pengunjung tidak terlalu sulit untuk diajak berkontemplasi di hadapan karya-karya koleksi galeri seni ini.
Kekurangannya? banyak! Anda bisa mencari tahu berbagai kekurangan dari galeri seni ini, tapi tentu Anda wajib mencarinya sendiri dengan mengunjunginya. Saya lebih mengutamakan apresiasi atas karya yang mungkin lahir dari geliat kegelisahan, pemberontakan atas keterbatasan-keterbatasan mindset, kegeraman yang menggelitik jiwa-jiwa kreatif sehingga lahir gerakan #SaveGedungJuangBekasi.
"Terima kasih dan respek kepada para Budayawan, Sejarawan, Seniman Bekasi dan komunitas-komunitas yang selalu menjaga kekayaan seni dan budaya Bekasi dengan segenap tumpah darah dan cinta yang mendalam. Apa yang kami lakukan hanyalah debu yang berwarna, semoga menjadi energi yang turut mengisi keindahan dan keberagaman Bekasi."
Demikian kalimat penutup pada Newsletter perdana KBB. Semoga versi cetak Newsletter ini selalu tersedia buat pengunjung galeri saat mengunjungi Gedung Juang Tambun :)
Semoga ada pihak yang akan membantu pendanaan biaya cetaknya sehingga tetap gratis dan bisa menjadi buah tangan bagi pengunjung Gedung Juang 45 Tambun.
Mohon diaminkan atau di-share yah (biar kekinian kayak aktivis Facebook hahahaha)
Yuk ke Gedung Juang Tambun, selain gedung bersejarah dan kampret, sekarang ada galeri seni! :)
Happy weekend, salam.
Semoga ada pihak yang akan membantu pendanaan biaya cetaknya sehingga tetap gratis dan bisa menjadi buah tangan bagi pengunjung Gedung Juang 45 Tambun.
Mohon diaminkan atau di-share yah (biar kekinian kayak aktivis Facebook hahahaha)
Yuk ke Gedung Juang Tambun, selain gedung bersejarah dan kampret, sekarang ada galeri seni! :)
Happy weekend, salam.