Jika Anda tidak terlalu suka meminum kopi dan heran dengan banyaknya orang yang mencintai kopi, berikut sedikit teknik agar Anda dapat menikmati layaknya seorang pencinta kopi.
Dalam “dunia perkopian” dikenal istilah Coffee tasting (coffee cupping) yang wajib dilakukan untuk menentukan karakteristik dan kualitas dari komoditas kopi atau dapat juga untuk mempelajari asal-usul jenis biji kopi tertentu. Seorang pencicip kopi profesional (Q Grader) mampu menilai kopi dengan berbagai cara, antara lain berdasarkan tampilan, aroma, kandungan, dan cita rasa yang didapatkan saat pertama kali menghirup aroma dan menyeruput kopi. Sang pencicip yang berpengalaman akan bisa mengetahui apa saja yang terkandung di dalam kopi yang diminumnya, apakah telah terkontaminasi, bagaimana prosesnya, biji kopi kualitas baik atau tidak, semuanya dapat terdeteksi hanya dengan beberapa pengecapan.
Walaupun coffee cupping biasanya dilakukan oleh para ahli, kita juga dapat berlatih dan melakukan kegiatan ini untuk belajar mengenali karakter kopi yang akan kita nikmati. Setiap pencinta kopi akan menganggap aktivitas ini sebagai suatu hal yang wajib saat mereka menikmati kopinya, untuk yang tidak terlalu menyukai kopi kegiatan ini cukup menarik dan kaya akan pengetahuan. Sudut pandang kita tentang kopi akan sedikit berubah setelah kita dapat merasakan keasyikan tersendiri dari kegiatan pencicipan cita rasa kopi. Kita akan kemungkinan besar dapat menghargai perbedaan antara kopi dengan kualitas yang baik dan yang tidak, sehingga kita dapat mengerti dan memahami arti dari kenikmatan sesungguhnya yang ada dalam secangkir kopi layaknya para kopi mania.
Untuk menghasilkan kopi berkualitas, tentu proses produksinya tidak sembarangan. Ada beberapa langkah, seperti harvesting, de-pulping process (fermentasi untuk menghilangkan lender), washing process, drying process, de-hulling process (menghilangkan kulit ari), sorting process, sampai ke roasting process (sangrai). Umumnya menggunakan drum roaster untuk mensangrai biji-biji kopi grade 1 (biji kopi matang dan utuh, tidak ada jamur, tidak busuk) dan proses lainnya.
Jika dalam aktivitas cupping atau uji cita rasa, seorang pencicip harus menghadapi beberapa cangkir seduhan kopi dan mencicipinya dengan cara-cara tertentu. Salah satu tujuan dari cupping itu untuk mengetahui perbedaan berbagai hasil seduhan kopi berdasarkan jenis, tingkat sangrai biji kopi, dan perbedaan profil rasa khas. Kita tidak sampai sejauh itu, cukup menikmati kopi yang sudah tersedia dihadapan kita dengan lebih baik dari sekadar meminumnya tanpa mendapatkan kesan apapun.
Aroma dapat dideteksi melalui dua cara, yaitu mencium aromanya saat kopi masih menjadi bubuk atau sesaat setelah diseduh dengan air panas. Saat kopi masih menjadi bubuk, dapat pula dicium tingkat keasamannya (acidity). Tingkat keasaman kopi arabika cenderung lebih tinggi dibanding kopi robusta.
Selanjutnya, dengan mencicipi kopi tersebut, cupper (sebutan untuk orang pencicip kopi) dapat mengetahui flavor atau rasa kopi yang bervariasi. Rasa setiap kopi tentunya berbeda satu dengan yang lain, mulai hanya terasa satu karakter yang menonjol hingga rasa yang kompleks. Semua itu terjadi karena beberapa faktor seperti genetik pohon kopi, proses penanaman, proses pascapanen, hingga proses sangrai.
Kemudian body, yaitu kekentalannya dengan bobot yang berbeda-beda dan yang terakhir aftertase, yaitu kesan rasa dari kopi tersebut apakah akan cepat menghilang atau tidak. Melalui cupping AFABA, dapat diketahui bahwa setiap kopi memiliki ciri khas dan keunikan sesuai dengan asal daerah masing-masing origin tersebut.
Metode AFABA akan cukup membekali Anda berbagai pengalaman dan memperkaya pengetahuan agar “nyambung” dengan para pencinta kopi.
Selamat menikmati kopi Anda.
Tulisan ini saya rangkum dari hasil curi dengar saat mengikuti halal bihalal Komunitas Kopi Koe di Kanal Kopi 43, dilengkapi lagi dari berbagai sumber artikel di internet sebagai catatan saya agar lebih memahami apa-apa yang sudah saya dengar saat itu. Baca selengkapnya di Belajar Mengenal Kopi Di Kanal 43.
Dalam “dunia perkopian” dikenal istilah Coffee tasting (coffee cupping) yang wajib dilakukan untuk menentukan karakteristik dan kualitas dari komoditas kopi atau dapat juga untuk mempelajari asal-usul jenis biji kopi tertentu. Seorang pencicip kopi profesional (Q Grader) mampu menilai kopi dengan berbagai cara, antara lain berdasarkan tampilan, aroma, kandungan, dan cita rasa yang didapatkan saat pertama kali menghirup aroma dan menyeruput kopi. Sang pencicip yang berpengalaman akan bisa mengetahui apa saja yang terkandung di dalam kopi yang diminumnya, apakah telah terkontaminasi, bagaimana prosesnya, biji kopi kualitas baik atau tidak, semuanya dapat terdeteksi hanya dengan beberapa pengecapan.
Walaupun coffee cupping biasanya dilakukan oleh para ahli, kita juga dapat berlatih dan melakukan kegiatan ini untuk belajar mengenali karakter kopi yang akan kita nikmati. Setiap pencinta kopi akan menganggap aktivitas ini sebagai suatu hal yang wajib saat mereka menikmati kopinya, untuk yang tidak terlalu menyukai kopi kegiatan ini cukup menarik dan kaya akan pengetahuan. Sudut pandang kita tentang kopi akan sedikit berubah setelah kita dapat merasakan keasyikan tersendiri dari kegiatan pencicipan cita rasa kopi. Kita akan kemungkinan besar dapat menghargai perbedaan antara kopi dengan kualitas yang baik dan yang tidak, sehingga kita dapat mengerti dan memahami arti dari kenikmatan sesungguhnya yang ada dalam secangkir kopi layaknya para kopi mania.
Untuk menghasilkan kopi berkualitas, tentu proses produksinya tidak sembarangan. Ada beberapa langkah, seperti harvesting, de-pulping process (fermentasi untuk menghilangkan lender), washing process, drying process, de-hulling process (menghilangkan kulit ari), sorting process, sampai ke roasting process (sangrai). Umumnya menggunakan drum roaster untuk mensangrai biji-biji kopi grade 1 (biji kopi matang dan utuh, tidak ada jamur, tidak busuk) dan proses lainnya.
Mengenal Cita Rasa Kopi
Yuk kita mulai saja proses belajar mengenal cita rasa kopi :) Untuk proses cupping sendiri, ada 5 hal yang perlu diperhatikan yaitu yang disebut AFABA. A untuk Aroma, F untuk Flavour, A untuk Acidity, B untuk Body, dan A yang terakhir untuk Aftertaste. Metode inilah yang akan kita adopsi untuk mencoba belajar mengenali karakter dan menikmati kopi layaknya seorang pencinta kopi.Jika dalam aktivitas cupping atau uji cita rasa, seorang pencicip harus menghadapi beberapa cangkir seduhan kopi dan mencicipinya dengan cara-cara tertentu. Salah satu tujuan dari cupping itu untuk mengetahui perbedaan berbagai hasil seduhan kopi berdasarkan jenis, tingkat sangrai biji kopi, dan perbedaan profil rasa khas. Kita tidak sampai sejauh itu, cukup menikmati kopi yang sudah tersedia dihadapan kita dengan lebih baik dari sekadar meminumnya tanpa mendapatkan kesan apapun.
Aroma dapat dideteksi melalui dua cara, yaitu mencium aromanya saat kopi masih menjadi bubuk atau sesaat setelah diseduh dengan air panas. Saat kopi masih menjadi bubuk, dapat pula dicium tingkat keasamannya (acidity). Tingkat keasaman kopi arabika cenderung lebih tinggi dibanding kopi robusta.
Selanjutnya, dengan mencicipi kopi tersebut, cupper (sebutan untuk orang pencicip kopi) dapat mengetahui flavor atau rasa kopi yang bervariasi. Rasa setiap kopi tentunya berbeda satu dengan yang lain, mulai hanya terasa satu karakter yang menonjol hingga rasa yang kompleks. Semua itu terjadi karena beberapa faktor seperti genetik pohon kopi, proses penanaman, proses pascapanen, hingga proses sangrai.
Kemudian body, yaitu kekentalannya dengan bobot yang berbeda-beda dan yang terakhir aftertase, yaitu kesan rasa dari kopi tersebut apakah akan cepat menghilang atau tidak. Melalui cupping AFABA, dapat diketahui bahwa setiap kopi memiliki ciri khas dan keunikan sesuai dengan asal daerah masing-masing origin tersebut.
Metode AFABA akan cukup membekali Anda berbagai pengalaman dan memperkaya pengetahuan agar “nyambung” dengan para pencinta kopi.
Selamat menikmati kopi Anda.
Tulisan ini saya rangkum dari hasil curi dengar saat mengikuti halal bihalal Komunitas Kopi Koe di Kanal Kopi 43, dilengkapi lagi dari berbagai sumber artikel di internet sebagai catatan saya agar lebih memahami apa-apa yang sudah saya dengar saat itu. Baca selengkapnya di Belajar Mengenal Kopi Di Kanal 43.