Musim hujan telah kembali datang. Apasih yang langsung terlintas dalam pikiran ketika mendengar kata musim hujan?
Dalam benak saya langsung terkenang keceriaan bermain di bawah derasnya air hujan, mandi hujan atau main hujan-hujanan istilahnya. Mungkin ada banjir terlintas, tapi banjir dalam bingkai main hujanini tidak lebih sebagai unsur netral yang bisa membuat acara main hujan ini lebih menyenangkan.
Adakalanya hujan mengajak saya mengambil serokan ikan dan ember, lalu menyusuri got-got dan lokasi-lokasi yang saya tahu air akan luber ke jalan. Berharap ada ikan yang terbawa arus lalu terjebak dan tidak bisa kembali ke selokan. Kadang mencari tanah lapang untuk bermain perosotan di tanah dan lain-lain. Tidak ada kata takut, tidak ada pikiran bahwa tubuh akan terluka atau terserang penyakit entah apa.
Baca juga: Hujan Air Kok Takut?
Kelak kemudian datang istilah "ojek payung", maka hujan menjadi peluang mencari rezeki bagi kawan-kawan sebaya. Saya? Saya ojek payung khusus, datangnya hujan di jam-jam pulang sekolah akan memberi saya alasan kuat untuk "berlagak" menjadi pahlawan membawakan payung.... Sekarang mungkin seperti adegan film India 😂 entah dari mana ide menjemput pacar kala hujan menjadi semacam kewajiban.
Kegembiraan saat saya kecil yang mungkin dianggap absurd oleh anak-anak generasi sekarang walau dengan usia yang sama dengan usia saya kala itu. Bahkan sampai usia saya mencapai 30an saya masih menyimpan kenangan itu.
Saat hujan turun tidak membuat saya berhenti mengendarai motor, tidak ada alasan yang lebih logis untuk kembali merasakan hujan selain kehujanan saat bermotor.
"Kok gak berhenti untuk berteduh?"
"Tanggung, justru kalau hujan begini jalanan agak lebih lowong" kilah saya.
Baiklah, itu kurang baik, tapi apapun alasannya saya jarang sekali menyesali hujan yang datang apalagi sampai memakinya. Toh banjir juga bukan hal yang baru, toh manusia tau apa sebenarnya penyebab banjir, tapi mereka lebih suka menyalahkan hujan daripada menghilangkan sebab-sebab banjir yang adalah hasil perbuatan manusia lainnya.
Selamat datang hujan 🙏😊
Rabu, 27 September 2017.
Dalam benak saya langsung terkenang keceriaan bermain di bawah derasnya air hujan, mandi hujan atau main hujan-hujanan istilahnya. Mungkin ada banjir terlintas, tapi banjir dalam bingkai main hujanini tidak lebih sebagai unsur netral yang bisa membuat acara main hujan ini lebih menyenangkan.
Adakalanya hujan mengajak saya mengambil serokan ikan dan ember, lalu menyusuri got-got dan lokasi-lokasi yang saya tahu air akan luber ke jalan. Berharap ada ikan yang terbawa arus lalu terjebak dan tidak bisa kembali ke selokan. Kadang mencari tanah lapang untuk bermain perosotan di tanah dan lain-lain. Tidak ada kata takut, tidak ada pikiran bahwa tubuh akan terluka atau terserang penyakit entah apa.
Baca juga: Hujan Air Kok Takut?
Kelak kemudian datang istilah "ojek payung", maka hujan menjadi peluang mencari rezeki bagi kawan-kawan sebaya. Saya? Saya ojek payung khusus, datangnya hujan di jam-jam pulang sekolah akan memberi saya alasan kuat untuk "berlagak" menjadi pahlawan membawakan payung.... Sekarang mungkin seperti adegan film India 😂 entah dari mana ide menjemput pacar kala hujan menjadi semacam kewajiban.
Kegembiraan saat saya kecil yang mungkin dianggap absurd oleh anak-anak generasi sekarang walau dengan usia yang sama dengan usia saya kala itu. Bahkan sampai usia saya mencapai 30an saya masih menyimpan kenangan itu.
Saat hujan turun tidak membuat saya berhenti mengendarai motor, tidak ada alasan yang lebih logis untuk kembali merasakan hujan selain kehujanan saat bermotor.
"Kok gak berhenti untuk berteduh?"
"Tanggung, justru kalau hujan begini jalanan agak lebih lowong" kilah saya.
Baiklah, itu kurang baik, tapi apapun alasannya saya jarang sekali menyesali hujan yang datang apalagi sampai memakinya. Toh banjir juga bukan hal yang baru, toh manusia tau apa sebenarnya penyebab banjir, tapi mereka lebih suka menyalahkan hujan daripada menghilangkan sebab-sebab banjir yang adalah hasil perbuatan manusia lainnya.
Selamat datang hujan 🙏😊
Rabu, 27 September 2017.