Mau saya ramal? Kita akan bertemu di novel ke-4 dan film Dilan yang selanjutnya. 3 novel tentang kisah masa lalu Dilan dan Milea karya Pidi Baiq tidak akan selesai di novel ke-3 yang berjudul "Milea, Suara Dari Dilan". Tetapi mau sampai seri berapapun juga, sepanjang memperlengkap kisah Dilan dan Milea akan tetap asik untuk dibaca, itu ramalan saya. Sambil dengar soundtrack film Dilan pasti lebih asik, bisa download di akhir postingan.
Gak tau deh kalau novel Dilan ke-4 nanti ternyata berisi kisah Dilan dan Cika, atau tentang Bunda (ibunya Dilan), apakah akan tetap gemesin dan berhasil bikin saya gak mau melepas bukunya sampai selesai baca seperti 3 novel itu. Atau bisa saja testimoni dan cerita dari tokoh-tokoh lain seperti Piyan, Wati, Susi, Rani bahkan Anhar kalau masih mau mempertajam buku Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 dan Tahun 1991.
Kenapa Dilan dan Milea harus putus?
Yah memang begitu, novel fiksi tanpa konflik bakalan kayak kasus rendang crispy, rasanya mungkin akan renyah dan garing sesuai selera, tapi yah bukan rendang namanya, mungkin dendeng atau fried chicken.
Kalau Dilan dan Milea gak putus, nanti Mas Herdi dan Cika bagaimana munculnya dalam cerita? Jangan-jangan Mas Herdi yang memegang tangan Cika di warung bakso sebelum kisah kerupuk dibagi dua? Gak seru atuh.
Memang sangat disayangkan kisah romantis Dilan dan Milea ini putus di tangan Pidi Baiq sang penulisnya. Padahal kan bisa saja dibuat balikan setelah dimediasi oleh Bunda di Dago Thee Huis atau Dago Tea House. Tapi, yah begitulah kisahnya, kalau mau protes yah jangan sama saya :)
"Aku tidak suka dikekang...., Tapi kalau yang mengekang Milea aku mau". Jelas itu bukan Dilan yang bilang, tapi bisot, lalu judul novelnya berubah menjadi Bisot dan Milea.... Gak yakin akan nge-hits seperti novel Dilan aslinya sih. :D
Dalam postingan blognya tertanggal 16 Juli 2015, Pidi Baiq (atau setidaknya menurut anggapan saya) memberi kode akan terbitnya buku ke-3 dengan postingan berikut:
“Bicara gimana?”
“Ya bicara. Menjelaskan, terutama menyangkut buku Dilan kedua. Bagaimana menurut sudut pandangnya tentang peristiwa yang dia alami terutama di bab-bab terakhir”
Milea diam, dengan sikap bagai orang berfikir. Kulihat kedua alisnya dia naikkan ke atas.
“Aku terlalu ngontrol Dilan ya di buku kedua?”, katanya dengan wajah sedikit agak murung
“Kan sebelum diterbitkan, udah konfirmasi dulu, terus kamu setuju, ya udah”, kataku.
Dia ketawa, semua juga ketawa.
“Dilan nanti mau bicara apa?”, tanya dia dengan wajah sedikit agak cemas
“Kan dia juga berhak bicara”, kataku dan kemudian minum
“Sebelum terbit, aku baca dulu dong?”. Dia memohon dengan senyum
“Oke” ....
Buat yang belum membaca buku ke-3 yang berjudul "Milea: Suara dari Dilan", sepertinya akan kurang lengkap untuk memahami latar belakang putusnya Dilan dan Milea. Jadi kalau buku Dilan 1 dan 2 itu diceritakan dengan menggunakan sudut pandang Milea secara dominan maka di buku ke-3 inilah pembaca akan diajak menyelami kisah-kisah yang ada di buku 1 & 2 dalam sudut pandang atau perspektif Dilan. Dalam buku ke-3 "Milea, Suara Dari Dilan" inilah putusnya Dilan dan Milea juga dikaji oleh Remi Moore pada bagian akhir.
Sangat gamblang dijelaskan mengapa Dilan dan Milea putus, penyebabnya yah kolaborasi dari Dilan dan Milea sendiri. Jadi tokoh Remi Moore ini tokoh penting, selain telah menginspirasi modus ramalan yang dipakai Dilan saat PDKT, juga berjasa telah menjelaskan mengapa Dilan dan Milea putus dari sudut pandang androgini (maskulin dan feminim secara bersamaan) bahwa sudah kodratnya cowok gengsian dan cewek maluan dan hanya menunggu. Ya gitu deh... setidaknya Remi Moore sudah berperan baik meramu dua perspektif, yang mempertemukan sudut pandang feminim (Milea) dan maskulin (Dilan). *sotoy banget dah gue*
Saya akui bahwa 3 novel dan 1 film yang sebenarnya untuk remaja ini cukup menarik, isinya cukup lengkap, mulai dari PDKT, bertengkar, hubungan dengan teman dan keluarga, putus cinta sampai bertemu lagi saat sudah memiliki pasangan baru. Pembaca bisa mengembangkan berbagai sikap yang sudah dicontohkan dalam skenario dalam film ataupun novel Dilan dan Milea ini.
Bahwa putus cinta itu gak serta merta berujung musuhan yang hanya saling menyiksa. Masing-masing antara Dilan dan Milea menempatkan kenangan itu sebagai aliran kisah hidup yang mengantar mereka pada kisah hari ini (begitu kata Bunda).
Kamu sudah minta restu orang tua mau PDKT? Kalah sama Dilan dong :) |
Lalu siapakah Cika?
Dari Twitter Pidi Baiq ini saya kutipkan beberapa twit yang katanya komentar Cika atas kisah masa lalu Dilan dan Milea. Kalau buat saya ini semacam kode yang mungkin akan menjadi novel kelanjutan serial Dilan:"Saya tidak ingin menjadikan kisah mereka sebagai tolok ukur untuk mengukur hubungan saya dengan Dilan. Saya menyukai kehidupan saya sekarang, dan insya Allah bisa toleran dengan semua kisah masa lalu mereka. Memang tidak banyak yang berhasil untuk lolos dari merasa cemburu, tapi saya tidak tertarik untuk terlibat di dalam persaingan macam itu. Hubungan saya dengan Dilan tidak harus menjadi pertempuran untuk melihat siapa, di antara saya dengan dia, yang memiliki pengalaman terbaik. Mudah-mudahan ini bisa menjadi contoh bagus bagaimana menghadapi masa lalu orang lain" Ancika Mehrunisa Rabu.
Saya sendiri lebih berharap buku serial Dilan ke-4 ini tentang Bunda. Dari semua tokoh dalam novel ini saya kagum sama tokoh Bunda. Sebagai seorang istri tentara, kepala sekolah/guru, sosok Bunda ini sangat mengayomi.
Adegan Bunda saat membela Milea di kantin sewaktu didatangi ibunya Anhar, dan saat bersama dengan Milea menjemput Dilan di rumah Burhan cukup menggambarkan ibu seperti apakah Bunda ini. Sangat logis. Sosok Ibu seperti ini umumnya didapati pada orang tua tunggal, ia bertindak sebagai ibu juga sebagai ayah. Dapat dimaklumi, karena ayah Dilan yang tentara tentunya lebih banyak berada di markasnya di Karawang daripada di Bandung.
Intinya, saya masih berharap ada lanjutan dari seri novel Dilan ini, berharap saja sesegera mungkin terbit :) Terlepas ini kisah nyata, fiksi atau campur-campur, saya merasa terhibur, banyak mengambil manfaat dan novel ini adalah bacaan yang rekomended buat remaja kalau kamu mencari bacaan yang tidak terlalu berat dan menghibur.
Oh iya, ini twit kode buku tentang Bunda juga bisa jadi akan terbit :) Amiin.
Covernya aja dulu, terbitnya setelah Suara Dilan dan Terra Errau. Mumpung lagi mau dan ada nasi uduk. Bandung yg baik pic.twitter.com/anE7fDUd8W— Pidi Baiq (@pidibaiq) 16 Agustus 2015
Untuk yang mau Download Album The Panasdalam Bank - Voor Dilan (EP) klik di sini aja yah.
Isi lagunya ada 5 lagu yang menjadi soundtrack film Dilan, yaitu: 1. Kamulah Mauku, 2. Dulu Kita Masih Remaja, 3. Kaulah Ahlinya Bagiku, 4. Di Mana Kamu dan 5. Kemudian Ini.
Isi lagunya ada 5 lagu yang menjadi soundtrack film Dilan, yaitu: 1. Kamulah Mauku, 2. Dulu Kita Masih Remaja, 3. Kaulah Ahlinya Bagiku, 4. Di Mana Kamu dan 5. Kemudian Ini.