للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه
“Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika saat berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya.” (muttafaq ‘alaihi)
Demikian sebuah hadis yang disampaikan oleh Ust Toha setelah pembacaan Surah Yasin bersama yang saya tidak sempat ikuti. Karena saya baru bergabung setelah acara yasinan selesai, sekitar pukul 9.00 malam di majlis Rumah Cerdas atau Majlis Taklim Al-Mubarok di Kp. Blendung Desa Kedung Pengawas Kec. Babelan tadi malam.
Jadi menurut hadis tersebut ada dua kebahagiaan yang didapat oleh orang-orang yang berpuasa, pertama kebahagiaan ketika saat berbuka, dan kedua kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.
1. Kebahagiaan saat berbuka puasa
Kebahagiaan waktu berbuka puasa adalah waktu di mana ujian telah selesai, larangan telah dicabut dan perintah telah dilaksanakan. Kebahagiaan yang lahir karena diberikan kemampuan untuk menundukkan hawa nafsu di bawah niat beribadah menjalankan syariat-Nya.
Kebahagiaan saat berbuka puasa adalah rasa bahagia yang lahir karena telah lulus godaan untuk memenuhi keinginan dan menunda pemenuhan kebutuhan yang secukupnya.
Bahagia yang lahir karena telah memahami bahwa kebahagiaan semu yang selalu menggoda dan menyambut saat kita berhasil memenuhi keinginan-keinginan nafsu hanya mengantar kita pada pusaran keinginan lain yang tidak akan pernah habis menyeret jiwa manusia pada budaya konsumtif yang tidak akan pernah selesai dan akan terus menyiksa untuk dipenuhi.
Dengan berpuasa kita diingatkan kembali akan makna kata "cukup" sehingga kita dapat lebih fokus mengemban amanah kita yang sebenarnya dan menggapai kebahagiaan yang sesungguhnya.
Kebahagiaan saat berbuka puasa juga bisa dimaksudkan sebagai kebahagian jasmaniah karena larangan-larangan pemenuhan kebutuhan jasmani telah selesai.
Setelah berhasil melewati ujian saat puasa, idealnya pelajaran saat berpuasa tersebut masih membekas dalam diri sehingga setelah saat berbuka kita tidak lantas berfoya-foya memenuhi semua keinginan seakan membalas dendam setelah seharian nafsu terbelenggu.
Jika demikian, maka kita telah kehilangan kebahagiaan yang sesungguhnya telah kita capai saat berbuka puasa.
2. Kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya
Kalau kebahagiaan saat berbuka puasa adalah kebahagian jasmani maka kebahagiaan kedua orang berpuasa adalah kebahagiaan rohani yaitu ketika bertemu dengan Rabb-nya.
Soal ini saya tidak bisa menjelaskan lebih banyak karena keterbatasan dan masih sangat awam mengenai hal ini.
Mohon maaf, dalam bahasan ini saya lebih memilih mendengarkan sebanyak-banyaknya dan tidak berani beropini apa-apa. Ini sudah membahas materi yang saya awam dan masih musti banyak belajar.
Soal ini saya tidak bisa menjelaskan lebih banyak karena keterbatasan dan masih sangat awam mengenai hal ini.
Mohon maaf, dalam bahasan ini saya lebih memilih mendengarkan sebanyak-banyaknya dan tidak berani beropini apa-apa. Ini sudah membahas materi yang saya awam dan masih musti banyak belajar.
***
Potongan hadis yang tercatat dalam Shahih Bukhari (7492) dan Muslim (1151) juga diriwayatkan oleh Imam Nasa'i dan lain-lain ini, pada intinya menjelaskan bahwa “Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan; yaitu kebahagiaan jasmani dan kebahagiaan rohani". Tugas kitalah menggapai kebahagiaan itu, dan jangan sampai puasa hanya menghasilkan haus dan lapar saja dan tidak ada kebahagiaan yang didapat.
Semoga dengan hadis tersebut puasa tidak lagi menjadi beban yang membuat kita terbebani, karena kebahagiaan dunia akhirat, kebahagiaan jasmani rohani yang dicari oleh semua orang sedang menanti kita.
Salam :)
Jumat, 10 Mei 2019
5 Ramadhan 1440 Hijriyah
5 Ramadhan 1440 Hijriyah