Jan Koum adalah salah seorang pendiri aplikasi perpesanan atau chatting yang sangat populer, WhatsApp, awal 2009 lalu. Setelah WhatsApp dibeli Facebook pada tahun 2014, Jan Koum sempat bekerja di Facebook sebagai CEO WhatsApp hingga April 2018.
Jan Koum yang mencoba bertahan dalam Facebook dikabarkan keluar menyusul Brian Acton pendiri WhatsApp lainnya yang meninggalkan Facebook pada Maret 2017.
WhatsApp atau WhatsApp Messenger sendiri sepertinya tidak perlu saya jelaskan, tapi biar tulisan ini mencapai 500 kata atau lebih baiklah akan saya jelaskan :D
WhatsApp adalah aplikasi pesan instan multi platform yang dapat mengirim pesan dan melakukan panggilan telepon (Voice over Internet Protocol atau VoIP), mengirimkan foto/gambar, video, dokumen, tautan, nomor kontak, dan koordinat lokasi pengguna.
Untuk panggilan telepon, aplikasi WhatsApp Messenger mampu melakukannya dalam bentuk panggilan suara maupun video.
Grup WhatsApp
Fitur Grup WhatsApp diperkenalkan pada 22 Februari 2011, WhatsApp versi 2.6 menghadirkan fitur "Group chat" untuk pengguna iPhone, BlackBerry dan Android, sedangkan untuk pengguna Smartphone berbasis Symbian dan Windows fitur grup datang belakangan. Awalnya Grup WhatsApp terbatas hanya bisa untuk 5 orang, kemudian WhatsApp terus memperbesar jumlah anggota grup. Terakhir sekitar tahun 2016, Grup WhatsApp bisa menampung hingga 256 orang setelah pada versi sebelumnya hanya bisa menampung maksimal 100 anggota.
Grup WhatsApp ini merupakan fitur yang sangat berkembang hingga berkali-kali WhatsApp membuat perubahan-perubahan terkait hak pengaturan Admin hingga voice dan video Call Grup.
Grup WhatsApp benar-benar memudahkan dan memanjakan penggunanya untuk saling berinteraksi sesuai tujuan pembuatan grup itu sendiri.
Saya saat ini mengikuti beberapa grup WhatsApp yang membahas hal khusus terkait hobi dan minat, belum lagi grup WA yang temporer sifatnya seperti kelas dan event.
Dari berbagai grup yang saya ikuti itu, selain menambah jejaring pertemanan, banyak manfaat pengembangan wawasan dan keilmuan yang saya dapatkan.
Tapi ada juga grup WhatsApp yang akhirnya saya tinggalkan, saya keluar dari grup karena berbagai macam hal yang menurut saya sudah tidak sesuai lagi dengan maksud awal pembentukannya.
Seperti imbas pemilu kemarin, di mana grup Whatsapp keluarga sudah melenceng dari tujuan awal dan justru berisi materi-materi kampanye politik praktis.
Masuknya kampanye-kampanye politik praktis ini menurut saya sudah memasuki ruang-ruang privasi terlalu jauh karena mulai membicarakan hak politik anggota keluarga lainnya. Lalu apa bedanya grup ini dengan grup gossip?
Sampai saat ini ada beberapa grup yang saya adalah anggota pasif, hampir sama sekali tidak membuka grup kecuali untuk menghapus isinya. WhatsApp tidak memiliki fitur untuk menghapus isi grup tanpa membuka grup tersebut.
Fitur "bersihkan semua chat" tidak memberikan pilihan grup mana yang akan kita hapus isi perbincangannya. Sehingga jika kita menggunakan fitur itu, hanya pesan-pesan yang telah diberi bintang yang tertinggal, selain itu akan dihapus semua. Jalan satu-satunya, terpaksa kita buka grup tersebut lalu menghapus semua pesannya, atau keluar dari grup :)
Fitur "bersihkan semua chat" tidak memberikan pilihan grup mana yang akan kita hapus isi perbincangannya. Sehingga jika kita menggunakan fitur itu, hanya pesan-pesan yang telah diberi bintang yang tertinggal, selain itu akan dihapus semua. Jalan satu-satunya, terpaksa kita buka grup tersebut lalu menghapus semua pesannya, atau keluar dari grup :)
Ramadan ini saya meninggalkan beberapa grup WhatsApp
Tentu saja semua grup memiliki manfaat, kalaupun saya belum menemukan manfaatnya mungkin itu salah saya, jadi mohon maaf, saya pamit dan mungkin akan bergabung lagi setelah lebaran :)
Mungkin seperti perasaan para pendiri WhatsApp yang kecewa menyaksikan WhatsApp melenceng dari tujuan dan prinsip-prinsip awal pembuatannya, tega gak tega mereka meninggalkan Facebook dan tidak ingin terlibat atas penyalahgunaan data penggunanya.
Mungkin seperti perasaan para pendiri WhatsApp yang kecewa menyaksikan WhatsApp melenceng dari tujuan dan prinsip-prinsip awal pembuatannya, tega gak tega mereka meninggalkan Facebook dan tidak ingin terlibat atas penyalahgunaan data penggunanya.
Demikianlah, tega gak tega saya harus keluar dari beberapa grup, entah sementara atau permanen karena saya lebih mengutamakan memanfaatkan masa Ramadan ini untuk hal-hal lain yang bermanfaat setidaknya bagi diri saya sendiri. Iya saya memang egois :)
Pesan saya untuk teman-teman yang mengelola atau menjadi admin di Grup WA, buatlah agenda rutin yang bermanfaat untuk mengisi diskusi dalam grup, apapun bentuk akhir dari agendanya buatlah semenarik mungkin dan bermanfaat buat mayoritas anggota grup.
Pesan saya untuk teman-teman yang mengelola atau menjadi admin di Grup WA, buatlah agenda rutin yang bermanfaat untuk mengisi diskusi dalam grup, apapun bentuk akhir dari agendanya buatlah semenarik mungkin dan bermanfaat buat mayoritas anggota grup.
Tabik