Puasa tentunya banyak sekali manfaatnya bagi jiwa dan raga. Beberapa manfaat puasa ada yang dibuat-buat seperti cocoklogi atau juga rasionalisasi subyektif dari pengalaman pribadi si penutur. Apapun itu semakin banyak manfaat puasa yang diperkuat dengan hasil-hasil penelitian. Sementara itu bagi penganut Agama Islam, puasa adalah soal iman.
Bagi umat Islam, puasa merupakan kewajiban agama yang harus dikerjakan, menjalankannya didasari oleh keyakinan menjalankan perintah Tuhan yang tertuang dalam kitab suci al-Quran dan ditujukan kepada mereka yang beriman (ya ayyuha alladziina aamanuu). Selesai sudah, tidak ada lagi pembahasan jika menyangkut iman.
Sebagai manusia, tentunya kita selalu mencari manfaat dari segala yang kita lakukan, termasuk manfaat dari apa-apa yang kita lakukan karena kewajiban, dalam hal ini puasa. Salah satu manfaat puasa yang ingin saya garis bawahi saat ini adalah manfaat puasa dalam menumbuhkan rasa percaya diri.
Mengalahkan rasa lapar dan dahaga serta larangan lainnya tentu saja bukan perkara mudah. Apabila ujian tersebut dapat diselesaikan dengan baik selama satu bulan penuh, maka pastinya hal itu akan membuat kita semakin yakin bahwa ada kekuatan di dalam diri yang dapat melepaskan kita dari rantai keinginan-keinginan yang berlebih dari sekadar memenuhi kebutuhan.
Rasa percaya diri yang mantap akan menjadikan seseorang mampu menghadapi rasa takut dan menggantinya dengan keberanian untuk menghadapi tantangan yang ada di depan mata. Itulah manfaat percaya diri yang akan didapatkan.
Rasa percaya diri ini yang diharapkan dapat memperkuat karakter dan sikap kita menghadapi tantangan kehidupan selanjutnya. Sikap mental percaya diri inilah yang membuat seseorang dapat lebih elegan berinteraksi dengan risiko. Mungkin ini bentuk paling sederhana dari manajemen risiko :) Risiko adalah fenomena yang harus dilalui sebagaimana fenomena-fenomena alam lainnya. Mereka menyadari bahwa risiko dapat diatur sedemikian rupa dengan kemampuan yang mereka miliki sehingga risiko tersebut akhirnya menjadi sesuatu yang tidak menakutkan. Dalam pikiran orang yang memiliki sikap mental percaya diri, risiko telah dijinakkan dan dibagi-bagi menjadi sub-sub risiko sehingga dampak negatif dari resiko tersebut bisa diantisipasi dan lebih bisa diprediksi. Rasa takut tidak akan pernah menguasai jiwa seseorang yang memiliki sikap mental percaya diri. Takut bagi mereka hanyalah kondisi pikiran yang lebih menginginkan untuk terus berada pada kondisi zona nyaman. Mereka yang memiliki sikap mental percaya diri mampu mengolah rasa takut yang biasanya lebih mengarah ke hal negatif menjadi hal yang positif. Mereka mampu menghilangkan takut yang mengarah ke hal negatif dan hanya menyisakan takut yang mengarah ke hal positif saja.
Rasa percaya diri yang mantap akan menjadikan seseorang mampu menghadapi rasa takut dan menggantinya dengan keberanian untuk menghadapi tantangan yang ada di depan mata. Itulah manfaat percaya diri yang akan didapatkan.
Rasa percaya diri ini yang diharapkan dapat memperkuat karakter dan sikap kita menghadapi tantangan kehidupan selanjutnya. Sikap mental percaya diri inilah yang membuat seseorang dapat lebih elegan berinteraksi dengan risiko. Mungkin ini bentuk paling sederhana dari manajemen risiko :) Risiko adalah fenomena yang harus dilalui sebagaimana fenomena-fenomena alam lainnya. Mereka menyadari bahwa risiko dapat diatur sedemikian rupa dengan kemampuan yang mereka miliki sehingga risiko tersebut akhirnya menjadi sesuatu yang tidak menakutkan. Dalam pikiran orang yang memiliki sikap mental percaya diri, risiko telah dijinakkan dan dibagi-bagi menjadi sub-sub risiko sehingga dampak negatif dari resiko tersebut bisa diantisipasi dan lebih bisa diprediksi. Rasa takut tidak akan pernah menguasai jiwa seseorang yang memiliki sikap mental percaya diri. Takut bagi mereka hanyalah kondisi pikiran yang lebih menginginkan untuk terus berada pada kondisi zona nyaman. Mereka yang memiliki sikap mental percaya diri mampu mengolah rasa takut yang biasanya lebih mengarah ke hal negatif menjadi hal yang positif. Mereka mampu menghilangkan takut yang mengarah ke hal negatif dan hanya menyisakan takut yang mengarah ke hal positif saja.
Dari sekian manfaat rasa percaya diri, yang menurut saya paling penting adalah pencapaian harga diri (self-esteem). Harga diri di sini adalah penilaian diri pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana seseorang menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga dan kompeten.
Memahami konsep harga diri ini penting untuk bisa menghargai diri sendiri yang selaras dengan sikap menghargai orang lain. Jangan harap kita bisa menghargai orang lain kalau kita tidak bisa menghargai kita sendiri.
Saya percaya orang yang percaya diri dan memiliki harga diri yang benar tidak akan mudah terombang-ambing menentukan sikap sehingga akan terjaga dari hal yang akan merendahkan dirinya dan orang lain. Hal ini paling mudah dilihat dari cara orang tersebut menerima pendapat orang lain.
Sebagaimana ia mengungkapkan pendapatnya tanpa merasa perlu merendahkan orang lain, ia pun akan menerima pendapat-pendapat orang lain dengan lebih obyektif.
Sebaliknya, orang yang kurang percaya diri, yang tidak menghargai dirinya sendiri akan rentan menerima perbedaan pendapat. Kebutuhannya akan rasa aman membuatnya membangun benteng yang tebal, tidak ada keterbukaan dan cenderung mencari aman dengan sikap defensif dan selalu siap untuk menyerang apapun yang ia rasa mengganggu.
Kalau demikian, bagaimana mau menghargai?, untuk berpendapat pun ia takut, ia dengan sadar menyerahkan wewenang untuk berpendapat kepada orang lain sehingga pendapatnya itu yang akan kita perjuangkan tanpa merasa bertanggungjawab atas pemikiran yang menjadi dasar pendapat itu.
Jika hal yang demikian itu terjadi pada diri kita, mungkin kelak kita akan terlalu rendah diri untuk berpikir dan menyatakan hasil pemikiran kita menjadi sebuah pendapat untuk disampaikan kepada orang lain.
Terlepas benar atau salah, keberanian orang menyatakan pendapatnya patut dihargai, jika kita membenci orang lain karena memiliki keberanian itu, maka cukup bagi kita mengerti bahwa ada penyakit kronis dalam hati yang seharusnya menjadi perhatian untuk disembuhkan daripada sibuk menghukum orang lain.
Atau lebih parah lagi, mungkin kita akan membenci orang yang berani mengemukakan pendapatnya, terlebih jika pendapat itu salah maka seakan kita punya hak untuk menyerang dan menghukum orang lain karena berani mengungkapkan pendapatnya.
Demikianlah puasa menjadi sebentuk terapi untuk menyembuhkan penyakit kronis dalam hati yang berawal dari tidak adanya rasa percaya diri, berkembang menjadi rasa rendah diri, tidak menghargai diri sendiri dan seterusnya. Kurang tersiksa apalagi jika itu kita alami? Hidup serasa beban berat yang menjadi neraka dunia.
Parahnya lagi kita tidak bisa membuka diri untuk mencari pertolongan karena kita sulit untuk menghargai orang lain. Hidup menjadi tidak bermanfaat atau bahkan menjadi ancaman bagi orang lain. Naudzubillahimindzalik.
Salam