Dalam buku Virus of the Mind atau "Virus Akal Budi", Richard Brodie berhasil meyakinkan bahwa banyak manusia yang sudah terjangkiti "Virus Akal Budi". Untuk memahami Virus Akal Budi ini sendiri sebaiknya kita membaca buku tersebut agar pemahaman kita lebih baik, saya hanya akan menggambarkan sedikit gejala-gejalanya saja.
Richard Brodie menjelaskan bahwa Virus Akal Budi inilah yang telah membelokkan usaha manusia meraih kebahagian sehingga kehidupan menjadi tegang, sedih, bosan dan hampa, serta menggerogoti kebermaknaan hidup.
Manusia modern kini memperjuangkan hidupnya tidak lagi peduli dengan norma dan agama. Perbuatan baik sudah tidak popular, karena tidak efektif untuk kesuksesannya. Krisis moral yang hampir merambah seluruh lini kehidupan diakibatkan oleh virus akal budi yang bisa mengendalikan cara berpikir dan bertindak dengan cara-cara yang bisa menghancurkan kehidupan.
Virus akal budi bekerja secara diam-diam namun cepat dan sigap, dengan menguasai sedikit demi sedikit akal budi kita dan menarik kita ke berbagai arah yang tak tertentu, virus akal budi mengalihkan perhatian kita dari apa yang sangat penting dalam hidup kita kepada hal-hal yang bersifat instingtif, kemudian membuat kita putus asa karena serbuan budaya konsumtif yang tiada akhir, hingga akhirnya kita tersesat dan putus asa.
Inti dari virus akal budi adalah membuat manusia dengan segala dayanya mengejar secara naluriah tiga hal paling primitif dalam dirinya: Bahaya, makanan dan sex.
3 kebutuhan dasar (rasa aman, makanan dan sex) ini jika kita hubungkan dengan teori kebutuhan Abraham Maslow adalah merupakan kebutuhan paling dasar atau masuk dalam kategori kebutuhan Fisiologis, rasa aman dan kebutuhan cinta dan kasih sayang.
Abraham Maslow adalah pelopor psikologi humanistik. Ia menjadi terkenal berkat teori hierarki kebutuhan manusia yang sering disebut teori piramida Maslow atau teori hierarki kebutuhan.
Maslow menggunakan piramida untuk memvisualisasikan gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling rendah, sampai yang paling tinggi.
Teori Hierarki Kebutuhan yang dimaksud oleh Maslow tersebut, adalah:
- Kebutuhan fisiologi/dasar
- Kebutuhan akan rasa aman
- Kebutuhan cinta dan kasih sayang
- Kebutuhan untuk dihargai
- Kebutuhan aktualisasi diri
Virus akal budi akan terus menyibukkan manusia dengan kebutuhan dasarnya sehingga manusia akan gagal naik kelas karena sibuk memenuhi kebutuhan fisiologis berupa Bahaya, makanan dan sex.
Solusi yang ditawarkan dalam buku Virus akal budi dibahas pada halaman 293. Richard Brodie menawarkan solusi 2P (programming dan purpose), yang secara singkat saya simpulkan dengan memprogram diri sendiri berdasarkan tujuan hidup (purpose) yang merupakan prioritas tertinggi.
Virus Akal Budi dan Puasa
Solusi 2P (programming dan purpose) dari Brodie ditawarkan untuk menyembuhkan kita dan vaksinasi dari virus akal budi ini dapat disederhanakan dengan menetapkan tujuan lalu menciptakan program untuk mencapai tujuan itu.
Syukurlah, kita semua kenal dengan yang namanya puasa. Semua agama dan ajaran religius mengenal laku puasa yang bermaksud melatih diri mengendalikan hawa nafsu. Dalam hal ini puasa adalah sebuah program yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu badaniah.
Tidak ada satupun program yang dibuat tanpa tujuan, begitu pula puasa. Puasa dengan segala bentuknya memiliki tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Tujuan-tujuan puasa tersebut membutuhkan niat yang kuat agar dapat dilaksanakan dengan baik.
Disiplin diri saat puasa pada gilirannya adalah bentuk perwujudan kuatnya niat dan pemahaman skala prioritas yang dalam. Segala ujian dan godaan dapat dilewati karena dapat dipenuhi setelah tujuan utama tercapai. Ujian dan godaan itu juga kebutuhan dan masuk dalam skala prioritas tapi kebutuhan itu berada di bawah sehingga dapat menunggu untuk dipenuhi.
Bahaya dari virus akal budi adalah virus akal budi mengalihkan perhatian kita dari apa yang sangat penting dalam hidup kita kepada hal-hal yang bersifat instingtif, kemudian membuat kita putus asa karena serbuan budaya konsumtif yang tiada akhir, hingga akhirnya kita tersesat dan putus asa. Oleh karenanya kita sangat butuh mereview kembali skala prioritas hidup dan membuat program hidup kita atau kalau perlu instal ulang "Operating System" hidup kita agar terbebas dari gangguan virus akal budi ini.
Hal-hal bersifat instingtif dalam manajemen waktu mungkin masuk ke dalam kuadran 1 jika kita terus saja sibuk memenuhi kebutuhan yang penting dan mendesak.
Dalam hal manajemen waktu, maka puasa ibarat rem yang menahan laju kita dalam upaya tergesa memenuhi semua kebutuhan itu. Kita berdisiplin menahan kebutuhan mendesak itu dan meletakkannya dalam kuadran 2 yang penting tapi tidak mendesak, lalu kita dorong lagi masuk ke kuadran 3 yang kurang penting dan tidak mendesak, begitu seterusnya sambil memikirkan apa yang benar-benar penting dan menjadi tujuan hidup kita yang sebenarnya.
Masalah kuadran dan penomoran ada juga yang sedikit berbeda seperti gambar di bawah ini, selama kita paham apa maksudnya, istilah kuadran 2, 3 dan 4 hanya perbedaan letak dan nomor, maksudnya yah sama.
Demikian salah satu manfaat puasa menurut saya. Puasa bisa berfungsi sebagai vaksinasi, imunisasi serangan virus akal budi yang sudah sangat parah menjangkiti manusia modern.
Bacaan lain mengenai puasa:
Salam.
7 Mei 2019 / 2 Ramadhan 1440 H