Penulis di depan halaman sekolah Yayasan Al-Mahmudiyah Sembilangan |
Yayasan Pendidikan Islam Al-Mahmudiyah (YAPIM) Sembilangan memiliki beberapa madrasah atau lembaga pendidikan belajar mengajar sesuai dengan tingkatan para siswa/i. Mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Hidayah AL-Khairiyah, Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Al-Hidayah Sembilangan (Al Hisem). Sampai dengan tahun ini Yayasan Al Mahmudiyah telah berhasil meluluskan beberapa angkatan. Saat tulisan ini ditulis pada Mei 2020, data angkatan kelulusan adalah sebagai berikut: MI sebanyak 25 angkatan, MTS sebanyak 13 angkatan dan MA sebanyak 5 angkatan.
Tujuan pembangunan sekolah ini dapat dilihat dari logo YAPIM yang tertulis Iman, Ilmu, Akhlak dan Amal, yang bisa dijabarkan sebagai sarana pendidikan atau pengajaran yang menghasilkan generasi-generasi muda yang kaya dengan ilmu, bijak dengan bahasa, sopan dengan akhlak, dan SDM berkualitas tinggi yang siap mengamalkan pengetahuannya. YAPIM Sembilangan bukan hanya fokus pada pendidikan agama saja namun turut serta mencerdaskan anak bangsa dengan mengikuti perkembangan zaman melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang telah meraih berbagai prestasi, di dalam maupun di luar kampung.
Lapangan madrasahnya juga luas, menjadi tempat berkumpul saat jam istirahat. Memandangi alam ini, terngiang ayat suci Al Quran, "Maka, nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?," ayat yang diulang-ulang sebanyak 31 kali dalam Surah Ar-Rahman.
Semua orang butuh bekal untuk menuju masa depan yang cerah. Juga pastinya setiap orang memiliki semangat yang besar untuk belajar. Bukan hanya butuh pelajaran agama, meski memang itu pelajaran yang paling penting, generasi muda juga harus memiliki kemampuan berpikir yang kritis, memahami ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Jika sekolah madrasah hanya dikenal sebagai lembaga pendidikan agama dalam dunia Islam, di sekolah ini tersedia juga pelajaran umum lainnya. Pastinya para pengajar telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang sebaik-baiknya untuk dipahami para siswanya.
Adaptasi Cara Belajar di Saat Pandemi Virus Corona (Covid-19)
Mengingat kondisi dunia yang belakangan ini memburuk karena Covid-19 (Pandemi Virus Corona). Kita saksikan pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang, menghimbau kepada masyarakat untuk mengisolasi diri, dan tetap diam di dalam rumah (Social Distancing), sampai batas waktu yang belum ditentukan. Juga kita saksikan seluruh tim medis baik di luar negeri maupun di Indonesia sedang melakukan upaya pencegahan dan pengobatan secara besar-besaran melawan pandemi Corona dengan segala kemampuannya.
Menghentikan kegiatan yang menimbulkan kerumunan orang, dipercaya dapat membantu mencegah terjadinya penyebaran virus Corona. Terutama pada pedagang, pekerja, dan pelajar. Namun, semua kegiatan tidak berhenti sampai di situ. Pemerintah menyediakan kemudahan untuk para siswa/i yang masih dalam tahap belajar untuk melakukan semua kegiatan belajar di rumah saja. Belajar dengan jarak jauh melalui sistem online.
Kesulitan saat belajar dari rumah itu antara lain:
Orangtua pun akan dapat langsung mengetahui perkembangan anaknya, dan akan lebih berperan aktif dalam proses belajar si anak.Memang tidak mudah, apalagi untuk orang-orang yang belum mengerti dunia online. Kesulitan itu juga dirasakan di beberapa kalangan, apalagi untuk siswa/i yang seharusnya tahun ini melakukan UN.
Kesulitan saat belajar dari rumah itu antara lain:
- Ketika semua pelajaran dikirim lewat online, wali murid takut si anak akan mengalami ketergantungan pada handphone atau sejenisnya;
- Membutuhkan pengawasan apalagi yang masih tingkat SD. Sudah pasti guru akan mengirim tugas melalui orang tua wali murid, akan menjadi kendala tersendiri jika wali murid tidak mengerti internet.
- Membutuhkan jaringan internet yang stabil dengan segala infrastrukturnya.
Saya rasa akibat aktivitas ini akan ada beberapa orangtua yang akan merasakan betapa sulitnya menjadi seorang guru. Tapi pastinya setiap masalah memiliki jalan keluar.
Solusi yang tepat untuk mengatasi proses belajar di rumah menurut saya adalah:
- Siswa/i mengunduh (download) kurikulum sekolah berupa silabus kemudian menjadikannya rujukan tentang apa yang harus dipelajari;
- Setelah itu siswa mencari materi melalui buku, ringkasan materi di internet, atau bahkan boleh menonton tutorial di Youtube dan semacamnya;
- Ketika siswa/i mendapat tugas PR yang tidak dimengerti, mereka boleh melakukan tanya jawab langsung melalui aplikasi chatting, video conference atau memanfaatkan telepon;
- Dan idealnya orangtua wali murid harus terus mendampingi siswa/i yang sedang melaksanakan sistem belajar seperti ini, khususnya untuk pelajar setingkat SD.
=======
Sudah hampir dua bulan saya mengikuti kegiatan belajar mengajar lewat media online. Dengan begitu saya pun mengalami berbagai kendala, yang paling utama adalah kesulitan beradaptasi belajar tanpa didampingi seorang guru. Mengikuti jam belajar sesuai yang ditentukan pihak sekolah, walaupun memang tidak terlalu lama seperti sekolah pada bulan-bulan sebelumnya.
Namun di balik kesulitan itu, ada yang patut disyukuri, setidaknya kini saya jadi sering berkumpul dengan keluarga, memiliki waktu lebih untuk melakukan kegiatan-kegiatan kecil, seperti makan bersama, ngobrol bareng, dan bercerita. Memiliki banyak waktu untuk lebih dekat dengan orangtua dan saudara.
Kegiatan ini memang sedikit menantang untuk saya, seperti dilatih agar lebih mandiri dalam adaptasi cara belajar, mencari dan mengembangkan materi yang dijelaskan guru tanpa bertatap muka. Lagi pula, semangat belajar saya tak pernah surut. Karena bagaimanapun keadaannya, selagi saya masih menjadi seorang siswi dalam tahap pengajaran, saya harus tetap ikut serta mengikuti kegiatan belajar agar tak tertinggal.
Dunia hanya buruk untuk sementara waktu. Tenanglah, dengan semua kemudahan teknologi yang ada di zaman sekarang ini, kita tidak akan kehabisan jalan untuk terus belajar. Tetap diam di rumah, dan tunjukan rasa kepedulian kita. Semoga kita sebagai pelajar akan bisa beradaptasi menghadapi kemungkinan masa depan dunia pendidikan yang disebut "The New Normal", bagaimanapun bentuknya.
"Dunia cepatlah membaik, ada tanggung jawab dan mimpi yang harus saya kerjakan di luar sana. Saya sudah isolasikan diri, tentang sekolah juga sudah saya korbankan, bahkan aktivitas keagamaan, sholat 5 waktu berjamaah, sholat Jum'at untuk para pria, pengajian ibu-ibu, terpaksa ditiadakan di beberapa daerah", bisik hati saya.
Semoga AllAH SWT melindungi kita semua dan segera menyembuhkan bumi yang sedang memburuk. Amiin.
@FitriiIphii
Siswi Kelas XII MA Al Hidayah Sembilangan
Artikel lain dari penulis:
- Seni Ketimpring Betawi Yang Lestari di Sembilangan Bekasi
- Mengenal Komunitas Majelis Sholawat NURUL LAIL Sembilangan
- IRTRA Sembilangan: Salam Ukhuwah Penuh Berkah
- Apapun Masalahnya, Rebahan Solusinya
- Doa Penyemangat Untuk Kakak
- Happy Graduation My Friends
- Ramadan di Masa Pandemi Coronavirus
- 24 April: Hari Angkutan Nasional
- Senandika Seorang Pemimpi
- Selamat Hari Kartini
- Meresapi Indahnya Ekowisata Mangrove Sunge Jingkem Sembilangan
- Kampung Sembilangan dan Peranan Pemudanya