World Economic Forum meramalkan 10 skill atau kemampuan yang wajib dimiliki oleh para profesional masa depan. Semuanya akan saya jabarkan satu persatu, kalau terlalu panjang nantinya akan saya buat per artikel jika perlu. Baiklah, apa saja sih 10 skill yang wajib dikuasai agar bisa sukses di masa depan? Ini dia:
- Cognitive Flexibility atau Fleksibilitas Kognitif
- Negotiation atau Negosiasi
- Service Orientation atau Mengutamakan Pelayanan
- Judgement & Decision Making atau Kemampuan Membuat Keputusan
- Emotional Intelligence atau Kecerdasan Emosional
- Coordinating with Others atau Kemampuan Bekerjasama
- People Management atau Manajemen Manusia
- Creativity atau Kreativitas
- Critical Thinking atau Berpikir Kritis
- Complex Problem Solving atau Pemecahan Masalah Kompleks
Semua orang ingin sukses namun hanya sedikit yang mempersiapkan dirinya untuk memiliki kapasitas dan kualitas seorang pemenang
10 Skill Yang Wajib Dikuasai Agar Sukses di Masa Depan Versi World Economic Forum
1. Cognitive Flexibility atau Fleksibilitas Kognitif
Fleksibilitas Kognitif (keluwesan rabah cipta) itu apa? didefinisikan sebagai kemampuan berpikir yang diikuti secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Dalam kalimat yang lebih sederhana diartikan sebagai kemampuan menerapkan keilmuan atau pengetahuan ke dalam segala situasi yang berbeda, dan terkadang unik. Atau kemampuan berpikir fleksibel (luwes atau adaptif) yang mendukung prestasi kinerja individu dalam aktivitas pemecahan masalah.
Ini semacam kemampuan menganalisa masalah yang berbeda lalu menyelesaikannya dengan pilihan-pilihan solusi yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Dengan skill ini seseorang diharapkan akan mampu mengolah berbagai masalah dan memberikan solusi, sekalipun tidak dapat menghasilkan solusi karena perbedaan bidang, namun setidaknya ia akan mampu mengadaptasi masalah yang ada menjadi sebuah peluang dimana ia dapat mengantar perusahaan tempatnya bekerja ikut dalam memberikan solusi.
Ini semacam kemampuan menganalisa masalah yang berbeda lalu menyelesaikannya dengan pilihan-pilihan solusi yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Dengan skill ini seseorang diharapkan akan mampu mengolah berbagai masalah dan memberikan solusi, sekalipun tidak dapat menghasilkan solusi karena perbedaan bidang, namun setidaknya ia akan mampu mengadaptasi masalah yang ada menjadi sebuah peluang dimana ia dapat mengantar perusahaan tempatnya bekerja ikut dalam memberikan solusi.
Misalkan apa yang dapat perusahaan makanan lakukan dalam masalah kemacetan. Dengan Fleksibilitas Kognitif maka ia mampu menciptakan produk-produk makanan yang diperlukan oleh orang-orang yang terjebak kemacetan, entah pada bagian delivery, ketersediaan, dlsb.
2. Negotiation atau Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Konsep negosiasi menang-menang atau win-win solution yang saya adaptasi dari buku “the 7 habits of highly effective people”, karya Stephen R. Covey menjelaskan bahwa situasi "menang-menang" adalah tujuan ideal bisa dihasilkan karena tingginya rasa toleransi terhadap lingkungan sekitar dan tingginya keberanian dalam mengaktualisasikan diri untuk mencapai tujuan bersama.
Menang-Menang menciptakan suasana menang bersama. Saya dapat menang dan orang lain pun harus memperoleh kemenangan. Tidak ada suasana kompetisi dan bersaing dalam paradigma ini. Yang ada hanya sinergisme dan kerjasama yang kondusif dalam membangun cita-cita bersama.
Paradigma ini mengarahkan setiap individu untuk saling berinteraksi dalam jaringan peran yang luas, dan saling berkontribusi secara aktif untuk menggapai kemenangan bersama.
Dalam teori negosiasi kita akan mengenal istilah BATNA yang adalah BEST ALTERNATIF TO A NEGOTIATED AGREEMENT atau Alternatif Terbaik untuk Mencapai Kesepakatan melalui Negosiasi. Ini semacam standar akhir untuk mengakhiri negosiasi. Semisal saya ingin menjual HP saya, maka saya menetapkan standar BATNA seharga 1,5 juta, maka saya akan menaikkan sedikit agar ada rentang untuk menawar harga sekitar 1,7 juta atau dikenal Zone Of Possible Agreement or ZOPA. Calon pembeli saya juga memiliki BATNA sendiri, taruhlah sekitar 1,6 juta atau mungkin sama dengan harga BATNA saya maka dengan adanya ZOPA negosiasi akan berjalan, tawar menawar adalah hal lazim dalam sebuah negosiasi dagang.
Soal BATNA dan ZOPA bisa dilihat dalam gambar di bawah ini:
Zaman yang bergerak cepat tentu menuntut kita harus memiliki kemampuan negosiasi yang andal. Bukan hanya tunduk pada SOP saja, tapi juga harus fleksibel karena perubahan yang cepat akan menuntut kita harus sangat fleksibel. Nah, ketika berbenturan dengan kondisi lapangan yang tiba-tiba berbeda dengan konsep di awal, tentu skill ini akan membantu kita dalam meraih tujuan. Masa iya harus saklek mengikuti SOP? Kalau sulit, ya perlu dinegosiasikan kan?
3. Service Orientation atau Mengutamakan Pelayanan
Kemampuan service orientation atau mengutamakan pelayanan adalah kemauan dan kemampuan untuk membantu atau melayani orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Artinya berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan pelanggan. (Pelanggan diartikan secara luas, yaitu meliputi pelanggan internal dan eksternal). Kemampuan mengutamakan pelayanan ini terkait dengan skill lainnya Intinya kemampuan ini terkait dengan menelaah dan memahami kebutuhan pelanggan secara baik dan memberikan pilihan solusi yang terbaik.
Service Orientation juga sering disebut sebagai Orientasi Layanan Pelanggan (Customer Service Orientation) yaitu kemampuan yang terkait dengan keinginan membantu atau melayani orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Artinya berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
4. Judgement & Decision Making atau Kemampuan Membuat Keputusan
Judgement & Decision Making biasa disingkat JDM atau Penilaian dan Pengambilan Keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemilihan dari beberapa alternatif atau kemungkinan yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan individu untuk mendapatkan hasil atau solusi mengenai prediksi ke depan.
Perubahan yang semakin cepat memerlukan kemampuan untuk pengambil keputusan yang tepat sasaran dalam waktu yang singkat. Dibarengi dengan kemampuan analisa dan wawasan yang luas dan mampu memprediksi arah perubahan.
Pada awalnya (saat kita masih menjadi pegawai baru) sebuah keputusan akan bersifat top down, kita diharapkan dapat menyerap dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah keputusan. Setelah memahami nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan maka kita sudah bisa memeriksa keputusan-keputusan yang ada dan mengeluarkan pendapat untuk mempertajam sebuah keputusan.
Pada akhirnya jika kita sudah benar-benar menghayati dan mempertemukan nilai-nilai perusahaan dan nilai-nilai pribadi maka sebenarnya kita sudah mampu meramalkan arah sebuah keputusan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan-pertimbangan. Dengan kemampuan seperti ini kelak kita tidak akan ragu lagi dalam membuat keputusan yang sesuai dengan visi misi dan value perusahaan.
Pada awalnya (saat kita masih menjadi pegawai baru) sebuah keputusan akan bersifat top down, kita diharapkan dapat menyerap dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah keputusan. Setelah memahami nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan maka kita sudah bisa memeriksa keputusan-keputusan yang ada dan mengeluarkan pendapat untuk mempertajam sebuah keputusan.
Pada akhirnya jika kita sudah benar-benar menghayati dan mempertemukan nilai-nilai perusahaan dan nilai-nilai pribadi maka sebenarnya kita sudah mampu meramalkan arah sebuah keputusan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan-pertimbangan. Dengan kemampuan seperti ini kelak kita tidak akan ragu lagi dalam membuat keputusan yang sesuai dengan visi misi dan value perusahaan.
5. Emotional Intelligence atau Kecerdasan Emosional
Definisi Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient / EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Emosi dalam cakupan luas merupakan suatu perasaan yang berkaitan dengan amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, malu dan lain sebagainya. Intinya, emosi dikaitkan dengan suatu tindakan, ketidakstabilan pikiran, perasaan, nafsu, yang tidak terkendali.
Goleman (2002) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Dari penjelasan singkat di atas, kurang lebih yang dimaksud skill kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (sosial) dengan orang lain.
Goleman (2002) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Dari penjelasan singkat di atas, kurang lebih yang dimaksud skill kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (sosial) dengan orang lain.
6. Co-Ordinating with Others atau Kemampuan Bekerjasama
Memiliki kemampuan bekerja sama atau sinergi sebagai kesatuan tim adalah salah satu soft skills yang diharapkan setiap pemimpin perusahaan agar dimiliki karyawannya. Dengan begitu, proses pengerjaan pekerjaan bisa dilakukan secara maksimal dan tepat waktu.
Yang dimaksud mempunyai kemampuan bekerja sebagai tim ini termasuk kemampuan menjadi pemimpin, menjadi pengikut atau anggota, memantau progress, ataupun menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan.
7. People Management atau Manajemen Manusia
Ini naik kelas dari kerja sama. Adalah mengelola manusia. Bukan hal yang mudah memang, tapi ini jadi skill yang perlu dimiliki oleh pelakon profesional di masa depan. Seni mengelola orang memang sangat luas dan tak pernah ada habisnya. Dari mulai psikologi, hingga kemampuan orang yang unik dan memiliki treatment yang berbeda. Mungkin untuk latihan bisa dimulai dengan bermain game Sim City. (hehe)
8. Creativity atau Kreativitas
Kreatif tentu menjadi kemampuan dasar untuk profesional di masa depan. Kreatif bukan soal kemampuan soal seni. Tapi juga soal estetika dan kelihaian dalam memecahkan masalah. Orang-orang kreatif tentu akan fokus pada masalah dan bagaimana cara memecahkannya, bukan pada menyalahkan masalah.
9. Critical Thinking atau Berpikir Kritis
Ini juga penting untuk masa mendatang. Kemampuan ini akan membantu kita dalam mengambil keputusan. Berpikir kritis bukan hanya soal mencari jarum di tumpukan jerami (baca : masalah), tapi juga membantu kita untuk membuat keputusan yang tepat karena kemampuan ini akan membantu kita dalam mengambil keputusan yang tepat dan akurat.
10. Complex Problem Solving atau Pemecahan Masalah Kompleks
Masa mendatang, masalah yang ada akan semakin kompleks dan rumit. Sekarang saja misalnya di dunia startup, jika development sudah selesai memproduksi sebuah aplikasi, mereka harus memiliki SOP yang bernama devops yang rigid dan rumit. Bukan hanya persoalan validasi yang menjadi isu. Tapi juga apakah aplikasi yang dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan bisnis yang dirancang?. Lah kalau pemecahan masalahnya kurang kompleks, nanti akan muncul lagi masalah baru, muncul lagi masalah baru terus menerus. Kalau sudah berpikir kompleks dengan segala prediksi masalah dan solusinya, tentu hal tersebut bisa sedikit mengurangi masalah yang akan timbul kemudian di masa depan. Iya kan?
Nah, demikian 10 skill yang wajib dikuasai oleh seorang profesional atau siapapun agar bisa sukses di masa depan versi World Economic Forum, diulas seperlunya agar tidak terlalu panjang :)
Dari 10 skill tersebut, sekarang skill mana yang belum ada pada diri kita? mulailah kenali dan segera latih skill wajib tersebut dari mulai sekarang agar kita siap untuk menjadi seorang yang berdaya saing tinggi di masa depan. Amiin.