Selayang Pandang Kampung Santri Pesisir Utara Bekasi
Penulis: Maulana Chubuy
"Suasana di kota santri,
asyik senangkan hati
Suasana di kota santri,
asyik senangkan hati
Tiap pagi dan sore hari,
muda-mudi berbusana rapi
Menyandang kitab suci,
hilir-mudik silih berganti.
Pulang-pergi mengaji"
Kutipan syair lagu qasidah dari Nasida Ria yang telah dikemas ulang oleh Anang Hermansyah serta Band Gigi tersebut akan tergambar jelas jika kita sedang berada di sekitaran pesisir utara Bekasi, tepatnya di Buni Bakti Kecamatan Babelan. Suasana kampung santri di wilayah Desa Buni Bakti Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi tersebut dikarenakan oleh banyaknya pesantren dan lembaga pendidikan Islam yang berdekatan satu sama lain di daerah ini.
Lembaga pendidikan Islam tersebut antara lain Yayasan Pondok pesantren Tahfidz Qur'an Bani Jinan pimpinan (Alm) KH. Jaelani, Yayasan Pondok Pesantren Darul Amal pimpinan KH. Madraish Hajar Lc, Yayasan Ibnu Mu'ay pimpinan Ustadz Sholahuddin Muay, Yayasan Pondok Pesantren Tahfidz Nurul Qur'an pimpinan Kiai Ahmad Fayumi dan yang sedikit agak jauh Yayasan Pondok Pesantren Manbaul Qur'an Cabang Gelam - Tarumajaya pimpinan KH. Ade Akhfan Miladi dan seterusnya.
Semua lembaga pendidikan berbasis Agama Islam tersebut berada di kawasan pesisir utara Kabupaten Bekasi dan masih banyak lagi basis-basis santri santriwati di pesisir utara Bekasi yang keberadaannya sangat berpengaruh dalam menjaga tatanan kehidupan yang berakhlakul karimah sesuai tuntunan agama dalam masyarakat.
Disadari atau tidak, kondisi seperti itulah yang menjadi benteng pertahanan terakhir di tengah maju dan pesatnya era globalisasi yang kian hari kian mengikis akhlak generasi muda muslim di Bekasi khususnya.
Konsep seperti ini juga dapat ditemukan di daerah lain, sebut saja di wilayah pesisir utara Kabupaten Cirebon, di sana ada Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Buntet dan beberapa lembaga pendidikan Islam lainnya yang dengan gigih terus membangun lingkungannya dengan berdasarkan prinsip-prinsip dan pondasi keagamaan.
Sebuah problema klasik di tengah hiruk pikuknya kehidupan pesisir utara Bekasi adalah merosotnya akhlak dan akidah generasi muda penerus bangsa. Dari hari ke hari para pemuda pesisir sepertinya telah melupakan kultur warisan para pendahulunya yang tanpa kata kompromi dengan tegasnya menolak segala bentuk pengaburan sikap hidup dan karakter yang bersendikan nilai-nilai luhur keagamaan.
Pergaulan pemuda masa kini yang cenderung bebas di luar batas, maraknya penyalahgunaan miras dan narkoba, legalnya segala bentuk perjudian hingga prostitusi yang tak memandang tempat kini tengah menjamur di segala sudut kota, dan pelakunya tak lain didominasi oleh generasi mudanya.
Selain problema klasik di atas, sikap tegas dan kurang perhatian para orang tua serta aparatur pemerintahan kian menambah "noda hitam" ini, penyuluhan akan bahaya terkait penyalahgunaan miras dan narkoba dan lain-lain itu semua hanyalah "pepesan kosong" dalam drama kehidupan masyarakat khususnya di pesisir utara Bekasi.
Sebagai insan yang sehat jasmani dan rohaninya, sudah selayaknya kita semua agar mampu dan dapat membentengi keluarga, anak dan kerabat dari efek negatif dan sisi buruk modernisasi. Hal itu adalah tugas utama yang menjadi prioritas dalam melindungi keluarga dan masyarakat.
Kini, pesisir utara Bekasi tengah berbenah diri dalam menata segala kesenjangan yang ada dengan pola kehidupan berakhlak yang lebih baik lagi guna memutus pola hidup kejahiliyahan dalam bermasyarakat modern.
Seiring waktu kian bertambah ulama muda yang tampil dalam upaya mencerdaskan generasi muda dan aktif dalam memerangi problema dengan semakin bertambahnya lembaga pendidikan formal dan non formal berbasis keagamaan sehingga semakin membuka wawasan berpikir masyarakat pesisir utara Bekasi agar dapat menjadi insan yang berguna dan memerangi penyakit-penyakit sosial di masyarakat.
Sudah seharusnya penanganan problem klasik ini tak hanya diserahkan ke tangan para ulama muda yang dengan ikhlas mengabdi, namun juga diperlukan peran serta masyarakat pesisir utara Bekasi dan aparatur sipilnya dalam mengantisipasi dan menangani semua ini dengan memberikan "perhatian lebih" kepada dunia pendidikan, baik dari segi infrastrukturnya atau dari segi kepedulian terhadap jasa para ulamanya.
Bekasi 2 Juni 2020.
Maulana Chubuy (Warga Kebalen, Babelan Bekasi) |