“Menulislah agar kau akan selalu dikenang, karena menulis adalah prasasti.” Wina Bojonegoro, CEO dan Founder Padmedia Publisher.
Sisca Maya, penulis "Fright to Fly, but Fly Aniway" dalam buku 'Jejak Langkah Puan'. Foto: Facebook Sisca Maya |
Pandemi bukan sebuah alasan untuk menghentikan kreativitas. Setidaknya 20 perempuan dalam Buku Kumpulan Cerpen berjudul 'Jejak Langkah Puan' bagian dari buku HIIB (Hidup Ini Indah, Beib) ke-5, Perempuan Mbolang membuktikan hal itu. Buku yang pada September 2020 lalu telah dipesan hingga mencapai 1000 eksemplar ini menceritakan pengalaman pribadi dari 20 penulis perempuan.
Mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19 yang belum juga mereda, akhirnya buku Jejak Langkah Puan - Hidup Ini Indah, Beib - Seri Perempuan Mbolang dirilis oleh Padmedia Publisher secara virtual di hotel Singgasana Surabaya, Sabtu, 10 Oktober 2020.
"Suatu hal yang sangat disyukuri, mengingat saat ini adalah masa pandemi yang membuat gerak langkah kami, Padmedia Publisher, sangat terbatas. Suatu ironi, mengingat ini adalah buku tentang jalan-jalan tetapi saat peluncuran bukunya para penulis yang terdiri atas 20 perempuan ini malah berada di rumah masing-masing. Tapi ini justru melahirkan kreativitas kami untuk menyelenggarakan peluncuran buku meski secara virtual," jelas Wina Bojonegoro, Founder dan CEO Padmedia Publisher.
"Jejak Langkah Puan" tidak hanya bercerita tentang destinasi, kisah bagaimana cara menuju sana, atau menu khas yang harus dicoba di sana, melainkan catatan tentang "petualangan rasa" yang dialami oleh penulisnya.
Bagaimana rasanya jika seorang yang memiliki phobia pesawat terbang harus berjuang setiap akan memulai perjalanannya?, kisah ini ada dalam tulisan Sisca Maya, "Fright to Fly, but Fly Aniway".
Bagaimana piknik yang seharusnya santai akan tetapi ternyata harus berurusan dengan 8 ekor ayam hidup seperti dalam cerita Endang P. Uban dalam "Perjalanan ala Ninja Hatori". Atau bagaimana repotnya jika seorang guide harus menata sekolah yang sedang libur seolah-olah sedang ada kegiatan belajar karena ada serombongan turis Rusia yang ingin mengetahui kehidupan masyarakat Tengger seperti yang ditulis oleh Yoni Astuti dalam "Bromo Tidak Selalu Sun Rise".
Tidak hanya itu, masih ada sekitar 17 kisah perjalanan lainnya yang dapat dinikmati pada buku "Jejak Langkah Puan" ini. Menariknya, tidak semua kisah dalam buku ini adalah karya penulis atau traveller, ada juga mantan wartawan dan guide profesional yang ikut berbagi cerita. Meski demikian, Padmedia Publisher sebagai penerbit tetap memegang komitmen untuk menerbitkan tulisan dengan kualitas setara penulis profesional.
Dari sekitar 50 tulisan yang masuk dilakukan kurasi untuk penentuan layak muat atau tidak, dilanjutkan dengan proses editing dan coaching kepada mereka yang tulisannya lolos. Di tahap ini pun beberapa tulisan berguguran sehingga akhirnya tersaring 20 tulisan yang masuk dalam buku Jejak Langkah Puan.
Buku Serial Hidup Ini Indah, Beib HIIB - Sumber Foto: writravelicious.com |
Serial HIIB (Hidup Ini Indah Beib) juga tidak berhenti sampai di sini. Setelah ini akan terbit HIIB edisi para dokter yang akan bercerita tentang suka duka mereka dalam menjalani profesinya, dilanjutkan dengan HIIB versi lelaki dalam Hidup Ini Indah, Brow yang akan bercerita tentang Patah Hati ala Lelaki.
Itulah cara Padmedia Publisher untuk konsisten menerbitkan buku yang berkualitas, bagi mereka yang belum pernah menulis sekalipun. Menerbitkan buku bukan lagi impian di awang-awang bagi mereka yang ingin mempunyai buku karya sendiri, minimal sekali dalam hidupnya.
Ini juga diwujudkan oleh Padmedia Publisher dalam bentuk pelatihan-pelatihan menulis, baik cerpen maupun esai, yang sebagai wujud kelulusan para siswanya adalah karya berupa buku.
Sesuai visi dan misinya, Padmedia Publisher akan terus menggaungkan semangat literasi seperti yang selalu disampaikan oleh Wina Bojonegoro, CEO dan Founder Padmedia Publisher, "Menulislah agar kau akan selalu dikenang, karena menulis adalah prasasti".
Sumber: Press Release Padmedia Publisher, Kumparan Basra.