Sharing Fotografi Ponsel bersama Komunitas Pramuka Tunas Muda Kwartir Ranting Babelan
Komunitas Pramuka Tunas Muda Kwartir Ranting Babelan |
Gerimis tipis masih turun saat saya tiba di Posko Banjir dan Dapur Umum Komunitas Pramuka Tunas Muda Kwartir Ranting Babelan Bekasi dan Rumah Kebaikan Yang terletak di Kampung Blendung Tugu, Desa Muarabakti, kecamatan Babelan. Ahad sore, 14 Februari 2021.
Agenda kali ini, sambil beristirahat setelah mendistribusikan bantuan dan donasi ke wilayah terdampak banjir di Kp Tanjung Air Desa Pantai Hurip Kecamatan Babelan, Kami melaksanakan kembali kelas sharing yang telah sekian lama terhenti akibat pandemi.
Sharing kali ini digagas oleh bidang Infokom Tunas Muda sebagai salah satu agenda kerja mereka. Kelas Sharing dengan tema lain sudah berjalan sebelumnya, kali ini saya diajak ikutan sharing seputar tema fotografi dasar dengan dihadiri 15 orang anggota Tunas Muda.
Sharing Fotografi Ponsel |
Sebelum mulai acara saya sudah mempersilahkan untuk mereka yang pakaiannya basah untuk berganti pakaian lebih dahulu. Saya yang masih flu dengan pakaian kering saja kadang masih menggigil terkena angin lembab yang masuk ke ruangan posko.
DEFINISI FOTOGRAFI
Sharing tentang fotografi saya mulai dengan kembali ke definisi fotografi itu sendiri. Fotografi (photography) berasal dari kata Yunani yaitu "photos": cahaya dan "grafo": melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan cahaya. Karenanya, tanpa cahaya (baik cahaya alami atau cahaya buatan), tidak ada foto yang bisa dibuat.
Sebagai pemahaman umum, fotografi berarti proses untuk menghasilkan gambar dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat untuk menangkap pantulan cahaya ini adalah kamera.
Sedikit membahas mengenai cahaya dan lensa maka terucap nama Cendikiawan Muslim Ibnu Khaitam yang penelitiannya terhadap cahaya menjadi dasar perkembangan dunia optik termasuk kamera dan fotografi.
KOMPOSISI RULE OF THIRD (ROT)
Mempertimbangkan kamera yang digunakan peserta sesi sharing lebih banyak menggunakan kamera ponsel, maka pembahasan selanjutnya langsung lompat ke komposisi rule of third atau ROT.
Pembahasan komposisi Rule of Thirds langsung ke penjelasan garis bantu di kamera yang terdiri dari dua garis sejajar pada horizon dan dua garis sejajar pada vertikal. Garis-garis tersebut membagi area foto menjadi sembilan bagian yang sama besar. Para peserta saya minta mengaktifkan fitur "garis kisi" tersebut di kamera handphonenya. Istilah "garis kisi" ini bisa berbeda di setiap handphone, di HP saya Xiaomi MiA1 disebut "Garis Bantu", di HP lain ada juga yang menyebut "grid - 3x3" dst.
Komposisi Rule of Thirds sudah sejak lama diterapkan dalam seni lukis yang kemudian diadaptasi ke dalam dunia fotografi. Pada intinya tujuan Rule of Third adalah menempatkan point of interest di persinggungan garis vertikal & horizontal tersebut.
Garis-garis ini adalah garis bantu yang akan kita gunakan untuk mengatur posisi objek, foreground dan background. Juga membantu kita dalam meluruskan garis horizon atau garis vertikal hingga gambar yang dihasilkan menjadi lebih proporsional dan lebih menarik. Namun demikian Rule of Thirds bukan aturan wajib yang musti diterapkan setiap kali memotret, ini hanya panduan untuk menghasilkan foto yang ‘lebih enak dilihat’ komposisinya.
SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (ANGEL CAMERA)
Sudut pengambilan foto Low Angle |
Setiap angle kamera menciptakan persepsi yang menguatkan pesan yang ingin disampaikan. Angle adalah posisi sudut pandang kamera. Angle kamera ini berguna untuk menciptakan persepsi sebuah foto, dari sudut mana foto itu ditampilkan lebih baik, lebih menguatkan pesan dan mempertegas objek.
Dalam sharing fotografi ponsel bersama Komunitas Pramuka Tunas Muda Kwartir Ranting Babelan kali ini saya hanya berbagi 3 angle dasar sebagai pengenalan, yaitu:
1. Sudut Pengambilan Foto Eye Level
Sudut pandang Eye Level adalah sudut pandang atau angle paling umum digunakan. Pada angle ini lensa kamera dibidik sejajar dengan tinggi objek. Posisi dan arah kamera memandang objek yang akan dipotret seperti pandangan mata kita saat melihat objek secara biasa. Pengambilan angle ini kebanyakan untuk memotret atau mendokumentasikan manusia dan kegiatannya (Human interest).
2. Sudut Pengambilan Foto Low Angle
Pada sudut pengambilan foto Low Angle, kamera diposisikan lebih rendah dari objek. Secara psikologis, low angle akan menghasilkan obyek foto yang terlihat kuat, elegan, mewah, atau kesan dominan. Biasanya fotografer akan memilih angle ini untuk mengambil gambar bangunan seperti gedung bertingkat. Sudut pandang pemotretan ini sering juga diterapkan pada fotografi cityscape, contohnya pada foto gedung-gedung pencakar langit.
Sudut pengambilan foto High Angle |
3. Sudut Pengambilan Foto High Angle
Posisi High Angle digunakan untuk menangkap kesan luas dari objek yang difoto. Kamera diposisikan lebih tinggi dari objek, sehingga memberi kesan kecil pada objek yang dipotret. Dengan angle ini kita bisa memasukkan elemen-elemen pendukung komposisi ke dalam foto. Penerapan high angle bisa juga diterapkan pada foto pemandangan (landscape).
Sudah cukup banyak teorinya, kegiatan dilanjutkan dengan 10 menit praktek memotret dan membahas hasil memotret. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk menjelaskan obyek dan pesan apa yang ingin disampaikan dalam foto yang ia hasilkan. Rekan-rekan peserta yang lain mengomentari dan berdiskusi mengenai teknik memotret dan apakah pesan tersebut ada dalam foto yang dibahas.
Acara ditutup oleh moderator dan dilanjutkan dengan ngobrol santai seputar materi komposisi dan angle. Acara yang santai, menyenangkan dan bermanfaat bagi saya yang masih belajar fotografi. Berinteraksi dengan pemuda yang antusias dalam menggali potensi mereka juga menjadi penyemangat, agar saya tetap belajar dan belajar. “Stay Hungry. Stay Foolish”, kata Steve Jobs.
@ Kp. Blendung Tugu - 14 Februari 2021. Babelan - Bekasi.