Kuburan, makam, atau kober kalau bahasa Betawinya, dulu bisa jadi memiliki status menakutkan, angker atau menyeramkan. Tapi kini status itu sudah ex-comunicado, yang ngak paham ex-comunicado berarti belum pernah nonton John Wick wkwkwk.
Mengapa status hantu dan kuburan tidak menyeramkan lagi?
Karena sejak negara api menyerang, dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, sehingga membuat generasi milenials, zilenials mulai suka bermain TikTok, Youtube, dan layanan video semacamnya. Banyak konten-konten yang dapat dikatakan telah merendahkan status hantu, setan, atau memedi ke level "tidak seram lagi".
Hantu di Kota Tua Jakarta Foto: jalanbarengriky.blogspot.com |
Kalau kita ke Kota Tua (Kotu) Jakarta, tidak sedikit kita temukan orang-orang yang berprofesi menjadi "hantu" untuk menghasilkan uang, tidak sedikit penduduk setempat yang menjadikan profesi itu sebagai mata pencaharian.
Para wisatawan atau pengunjung KOTU sudah merasa tidak aneh dan takut lagi dengan berbagaia karakter hantu yang ada di Indonesia berkeliaran di Kotu, bahkan para pengunjung bisa berswafoto dengan tokoh-tokoh hantu yang ada di Kota Tua tersebut.
Di tempat lain, jangan heran jika ada TPU (Tempat Pemakaman Umum) yang disulap menjadi wisata digital alias menjadi taman rekreasi instagramable hingga hilang unsur menyeramkannya, seperti yang terjadi di propinsi Jawa timur baru-baru ini, TPU yang dicat warna-warni macam taman kanak-kanak menjadi spot yang cukup mengundang para jiwa muda untuk berpose.
TPU Nguwot Tawangrejo, Kecamatan Kartoharjo, Madiun Foto: pawartanusantara.com |
TPU Nguwot di Kelurahan Tawangrejo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun yang menghabiskan 50 liter cat ini banyak menarik perhatian pengunjung untuk melihat serta menikmati pemandangan kuburan yang dulunya itu menyeramkan tapi sekarang berubah menjadi tempat yang menyegarkan mata dan unik.
Bahkan tidak sedikit pengunjung yang berswafoto di makam tersebut yang akan mereka upload ke kanal media sosial mereka untuk menambah konten foto yang ciamik agar menambah "like" dan follow dari pengunjung media sosial yang melihat foto tersebut.
Kita pikir saja, jika itu sebuah role model untuk masa yang akan datang, maka sosok hantu bisa saja jadi bahan perundungan (bullying) para manusia yang kurang membaca sejarah tentang perhantuan nantinya. Akan sangat mungkin terjadi, jika anak kecil keluar malam-malam dan melihat hantu bisa saja, ia akan mengintimidasi si hantu tersebut yang berpotensi banyak hantu akan merasa insecure dengan eksistensinya.
Hal-hal seperti itu akan mengakibatkan banyak hantu yang mengalami gangguan jiwa, maka dibutuhkan peran praktisi psikiater dan psikolog untuk meredam gangguan psikologi tersebut, dan saya pun sebagai calon psikolog insyaallah wkwkwkwk, akan bertambah kerjaan, jobs desc yang tadinya hanya menangani pasien dari jenis manusia, kemungkinan besar akan menangani pasien dari jenis hantu yang mulai mengalami gangguan kejiwaan, atau mental illness.
Wah wah wah ngak kebayang yaa rasanya jadi seorang psikiater atau psikolog bagi mahluk halus, pasti melelahkan karena harus buka jam operasional menjadi 24 jam.
Dan bukan tidak mungkin di masa yang akan datang, banyak undang-undang yang mengatur hak asasi hantu (HAH), kelak akan ada tokoh hantu yang menyuarakan keadilan atas eksistensinya di dunia ini, hantu juga memiliki hak sebagai penduduk bumi yang memiliki peranan dalam meramaikan ragam budaya multikultural yang ada di Indonesia, wkwkwk apesih?.
Yahhh begitulah sedikit bentuk empati saya terhadap nasib para hantu dan kuburan pada saat ini, yang mulai tidak di perhitungkan lagi eksistensinya dan sudah tidak seram lagi.
-------------------
Semoga tulisan saya ini bisa menjadi tulisan yang revolusioner serta visioner dan bisa menyadarkan manusia agar saling menghormati dan menghargai, bukan hanya pada sesama manusia, tapi melainkan juga kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa khususnya mahluk halus yang bersemayam di antara kita.
Agar kita bisa hidup damai didunia ini, dengan menjalin hubungan erat antar sesama makhluk, sehingga tercapainya nilai nilai keluhuran yang ada di Indonesia bahkan dunia.
Sekian terima kasih atas perhatian bapak ibu sanak saudara dan teman teman yang berkenan memberi jempol atas tulisan gabut saya ini. Tulisan saat menunggu antrian bank yang cukup panjang, yang membuat saya lelah karena menunggu, bapak ibu tahukan bagaimana lelahnya menunggu hal yang tidak pasti?, yaah saat ini saya sedang mengalami hal tersebut, karena saya tahu kepastian hanya ada di tangan Tuhan.
Saya akhir tanpa basa basi, semoga kita selalu diberikan kesehatan yang sempurna oleh Allah SWT, agar kita bisa melakukan aktivitas dengan baik, serta menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungan hidup sekitar kita, dan ikut andil dalam meningkatkan kualitas hidup di masyarakat. Aamiin Allahuma aamiin.
#makamunik #indonesiaku #viral #milenials #duniahiburan #duniatiputipu
Penulis: Zhukie Chand
Rabu, 17 Maret 2021
____________________
Catatan:
Di satu sisi, mewarnai kuburan semacam ini dilakukan dalam rangka lomba kebersihan. Itu bagus, setidaknya menjaga areal kuburan bersih dan menghilangkan aura klenik, seram dan angker namun di sisi lain kuburan akan kehilangan maknanya sebagai pengingat kematian.
Karena, kuburan yang dicat warna-warni seperti itu akan menghilangkan tujuan dan esensi ziarah kubur. Makam atau kuburan adalah tempat yang mengingatkan kita pada kematian dan kefanaan hidup manusia di dunia. Karena itu Nabi Muhammad S.A.W. menganjurkan umatnya untuk ziarah kubur untuk mengingat mati..
Jangan sampai tujuan untuk mengingat kematian ini hilang dan berganti dengan hitung-hitungan ekonomi keduniawian.