Sabtu pagi, 13 November 2021 bertempat di salah satu ruang kelas SMA Attaqwa 03 Desa Sukamekar Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi saya berkesempatan menghadiri acara pendidikan dan pelatihan OSIS.
Agak ragu juga membawakan materi tentang OSIS, secara saat zaman saya sekolah, saya gak pernah terlibat dalam struktur pengurusan OSIS sehingga saya gak punya bahan untuk berbagi mengenai pengalaman menjadi pengurus OSIS. Paling banter hanya menjadi anggota pasif di salah satu ekstrakulikuler.
Setelah acara pembukaan oleh kepala sekolah SMA Attaqwa 03 Sukawangi maka tiba giliran saya berbagi dan berdiskusi mengenai organisasi secara umum.
Sejak dua hari sebelum acara, saya sudah membaca beberapa presentasi dan literatur mengenai organisasi, khususnya tentang OSIS dari bahan-bahan yang saya kumpulkan melalui internet. Saya juga sudah menyiapkan presentasi mengenai organisasi dan manajemen organisasi dari beberapa materi yang saya download.
Saat membuka sesi, ternyata di ruangan kelas tidak menyediakan alat presentasi, alat yang ada hanya papan tulis dan spidol, tentu saja ada mic dan speaker :)
Pada saat pembukaan, kepala sekolah sudah menjelaskan definisi organisasi, yaitu suatu wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari sinilah saya mulai masuk ke pemaparan mengenai bentuk, tujuan dan keanggotaan sebuah organisasi sebagai materi utama.
Setelah sedikit menjelaskan mengenai tujuan organisasi saya lalu mulai mengajak siswa untuk lebih mengenal mengenai visi, misi dan strategi. Dibantu ketua OSIS kami sekelas mempelajari tentang visi dan misi OSIS SMA Attaqwa 03 Sukawangi.
Redaksi visinya saya lupa, tapi saya masih ingat kata kuncinya, yaitu cerdas, kreatif, berprestasi, berahlak mulia, menjaga nama baik sekolah, unggul taraf nasional. Saya kemudian mencoba menjabarkan visi itu satu per satu agar setiap yang hadir memiliki visi bersama (shared vision) karena mereka semua memiliki andil dalam mewujudkan visi bersama itu. Setelah itu barulah kami membahas misi dan seterusnya.
Duduk di hadapan 24 siswa kelas 10-11 baru beberapa jam saja ternyata sudah menguras energi karena berusaha fokus dan menjaga mood
Layaknya seorang guru di depan kelas, mencoba tetap tenang dan fokus pada tujuan kelas. Saya menjadi lebih memperhatikan siswa yang antusias, dan mengabaikan yang enggak koperatif. Sesekali saya coba mengganggu mereka yang asik sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana.
Begini kah yang dirasakan para pengajar saat di depan kelas?
Karena saya tidak terbiasa membawakan materi monolog, saya lebih sering mengajak mereka berdialog, tanya jawab sekenanya sesuai situasi. Seorang siswa yang tidak terlalu saya perhatikan, karena awalnya saya nilai tidak bersemangat tapi justru menanyakan sesuatu yang di luar perkiraan saya.
Dia bertanya tentang faktor-faktor apa yang dapat menyebakan pecahnya organisasi atau penyebab bubarnya suatu organisasi.
Saya menjawabnya dengan diplomatis, ada beberapa penyebab bubarnya suatu organisasi, antara lain berubahnya tujuan organisasi, perpecahan internal dan lain-lain.
Anak tersebut menanggapi jawaban saya, sepertinya ia ingin mengungkapkan ada faktor lain yang dapat menyebakan pecahnya organisasi. Walaupun dia terbata-bata dan tidak menjelasakan secara utuh, tapi saya bisa menangkap apa yang ia ingin sampaikan. Intinya ia menyampaikan bahwa ambisi perebutan jabatan pemimpin (suksesi) bisa membuat organisasi terpecah atau bisa jadi bubar.
Saya tidak menyanggah apa yang ia sampaikan, karena hal seperti itu benar-benar sering terjadi. Secara teori, setiap organisasi tentu punya aturan main tentang bagaimana mereka memilih dan menggantikan pemimpin, entah itu diatur dalam AD/ART atau lainnya.
Sesi selesai dengan datangnya azan zuhur.