Untuk teman-teman yang udah berkali-kali lulus tantangan 30 hari posting atau sebulan dengan kosisten menulis blog, saya salut. Terutama blogger yang rutin ngeblog per hari sepanjang tahunnya, saya kudu menjura beneran.
Kalau masih ada yang belum mengerti, Bloger adalah orang yang mempublikasikan dan menerbitkan opininya melalui tulisan di blog. Bloger sendiri adalah kata serapan dalam bahasa Inggris, Blogger. Sebelum menjadi kata bloger, kata dalam bahasa Indonesia adalah narablog. Kemudian dalam kbbi.kemendikbud.go.id, istilah bloger dan narablog dua-duanya diadopsi menjadi bahasa Indonesia.
Mengelola blog, bukan sekadar berhadapan dengan monitor komputer dan papan ketik keyboard, lalu mengetikkan paragraf-paragraf, atau menyalin-tempel (copy paste) dan edit dari sumber tulisan lain. Blogging adalah kegiatan yang kompleks, membutuhkan sejumlah kompetensi literasi.
Kemampuan literasi itu bisa kita pilah menjadi beberapa keahlian, misalnya bagaimana menilai tulisan/literatur dari internet yang kredibel dan tidak kredibel sebagai referensi. Ini adalah kemampuan Menganalisis hingga Mengevaluasi.
Untuk bisa mengevaluasi atau membangun narasi, maka blogger juga harus bisa menganalisis sumber referensi, apakah memiliki ciri-ciri referensi yang kredibel atau tidak, dan seterusnya.
Mengelola sebuah blog bukan hanya soal menulis, tetapi juga menyunting, dan mengelola proses produksi.
Untuk menulis dengan baik, butuh kemampuan Mengaplikasikan prosedur menulis. Untuk bisa mempraktikkan prosedur menulis, maka blogger harus Memahami betul apa saja prosedur yang harus ditempuh. Masih banyak lagi aspek lain yang harus diperhatikan dalam proses ngeblog.
Jika ada blogger yang bisa konsisten bisa menulis setiap hari selama 30 hari dengan mudah, maka saya yakin dia seorang dengan kemampuan yang luar biasa.
Saya sendiri sangat susah menggali ide, mengumpulkan bahan lalu merangkainya menjadi sebuah artikel atau tulisan yang enak dibaca. Kalo mau dibilang terseok-seok mungkin lebih tepat :D
Menulis blog masuk dalam kegiatan mencipta, dalam Taksonomi Bloom kegiatan mencipta adalah termasuk kemampuan berpikir tertinggi.
Taksonomi Bloom
Taksonomi bloom adalah struktur tingkatan-tingkatan yang mengidentifikasi keterampilan berpikir mulai dari jenjang yang rendah hingga jenjang yang tinggi. Taksonomi Bloom pertama kali perkenalkan pada tahun 1956 oleh seorang psikolog pendidikan yaitu Benjamin Bloom.
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman.
Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif.
Berikut adalah tingkatan dari mulai kemampuan terendah ke kemampuan kognitif tingkat tinggi, menurut Taksonomi Bloom revisi (2001):
- Mengingat. Bagian dari penguasaan materi, dengan mengingat pengetahuan dan informasi.
- Memahami. Tingkat paling dasar dalam hal memahami materi.
- Menerapkan. Menerapkan atau mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.
- Menganalisis. Membuat analisis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
- Mengevaluasi. Kemampuan dalam membuat penilaian atas pengetahuan dan pengalaman.
- Mencipta. Membuat “produk” baru berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
Kesimpulannya, menulis blog adalah menciptakan tulisan yang berisi pemikiran, ide serta pandangan si pembuatnya.
Proses tersebut walaupun tidak semua blogger memiliki proses kreatif yang sama, namun setidaknya melalui beberapa proses yang sama dalam menerjemahkan ide menjadi tulisan.
Untuk sebagian orang yang tidak merasa kesulitan membuat artikel setiap hari tentunya proses tersebut sudah berlangsung otomatis, hal itu bukan terjadi secara instan, tentunya telah banyak latihan, trial and error, dan penyempurnaan metode yang telah ia lewati selama ini. Karenanya saya salut kepada para narablog atau bloger yang masih konsisten membuat konten positif di blognya.