Cerdas Bermedia Sosial Menuju Generasi Emas
Hari Anak Nasional (HAN) diperingati setiap tanggal 23 Juli. Tanggal 23 Juli ini dipilih untuk memperingati tanggal pengesahan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak yang disahkan pada 23 Juli 1979.
Peringatan HAN dilaksanakan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984.
Tahun 2023 menjadi peringatan HAN yang ke-39 karena peringatan HAN ini dimulai tahun 1984 sesuai Kepres 44. Kalau agak rumit karena tanggalnya mengikuti UU sedang tahunnya mengikuti Kepres, ya begitulah :)
Penyelenggaraan momentum Hari Anak Nasional adalah bentuk penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa. Adapun tema Hari Anak Nasional 2023 adalah 'Anak Terlindungi, Indonesia Maju' dengan salah satu subtema "Cerdas Bermedia Sosial Menuju Generasi Emas".
Tema itu tentunya berkaitan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat, banyak manfaat yang bisa diambil dari perkembangan teknologi itu, namun jika tidak dimanfaatkan dengan baik, berkah teknologi ini justru akan menjadi sumber malapetaka.
Akhamdulillah, sudah banyak tuntunan untuk memanfaatkan berkah kemajuan teknologi informasi ini secara positif, apalagi dengan digalakkannya gerakan literasi digital oleh banyak kalangan beberapa tahun terakhir, walaupun pastinya ada kekurangan, tapi itu sudah lebih baik dari pada tidak ada sama sekali.
Namun demikian, jika saya ditanya secara pribadi mengenai makna slogan "Cerdas Bermedia Sosial", menurut saya seseorang dikatakan cerdas bermeia sosial itu minimal dapat memanfaatkan media sosial untuk kebaikan diri atau pengembangan dirinya sendiri. Selebihnya tentu bermanfaat bagi orang lain, keluarga dan masyarakat umum.
Perkara "minimal" ini menjadi standar bagi saya untuk menilai apakah saya cerdas dalam bermedia sosial atau tidak. Untuk memenuhi nilai minimal itu ada 4 jurus cerdas bermedia sosial yang wajib dikuasai yaitu:
4 Jurus Cerdas Bermedia Sosial
1. Belajar Skil Baru dan hasilkan karya
Seorang anak atau siapapun harusnya dibimbing agar mampu memanfaatkan media sosial untuk menunjang proses belajarnya. Belajar di sini bukan hanya terbatas pada pelajaran di sekolah atau kampus, tapi belajar hal-hal baru, skil atau keterampilan baru untuk mengatasi permasalahan hidup yang mereka hadapi dalam kehidupan nyata (irl - in real life) .
Sebagai contoh, ada beberapa relawan kesehatan atau penggiat pendidikan yang sering berinteraksi di media sosial, kita dapat belajar dari apa yang mereka bagikan atau bahkan bertanya langsung mengenai prosedur dan solusi atas sebuah permasalahan berdasarkan praktik dan apa yang mereka alami di lapangan.
Contoh yang saya alami, belum lama ini adalah ketika memindahkan fasilitas kesehatan pertama di BPJS, setelah bertanya dan meminta bimbingan dari teman relawan kesehatan, ternyata cara memindahkan Faskes 1 tidak sesulit yang saya bayangkan sebelumnya.
Ada proses pembelajaran yang saya dapat, dan untuk selanjutnya saya sudah bisa melakukannya sendiri.
Dalam hal menghasilkan karya, saya mengikuti beberapa akun-akun fotografi dan akun penulis yang sesuai dengan minat saya. Selain menikmati karya mereka saya juga mempelajari banyak hal, jika perlu saya bisa langsung bertanya mengenai workflow (urutan proses kerja) dalam menghasilkan karya-karya mereka.
Sebagian juga rajin menulis atau membuat tutorial yang tentunya membantu saya memahami lebih jauh mengenai banyak hal terkait proses kreatif dalam menciptakan karya. Dari sana saya mulai mencoba untuk mempraktikkan dan mengembangkan workflow yang lebih cocok dengan cara kerja saya.
Jika sudah berhasil, alangkah baiknya pengalaman tersebut dijadikan konten, semacam tutorial praktis yang bisa menjadi solusi bagi orang-orang yang memilki permasalahan yang sama.
Tentunya tujuan kita membuat konten itu niatnya adalah untuk membantu, mengadvokasi lebih diutamakan daripada hanya untuk mengejar klik apalagi menjadi konten clickbait yang tidak bermutu.
2. Informasi tentang minat, bakat dan karir
Berkah tekhnologi membuka akses komunikasi yang sangat luas sehingga kita bisa berinteraksi dengan siapa saja kapan saja. Kita bisa menemukan orang-orang yang memiliki minat dan bakat dari mana saja sehingga kita bisa mencari informasi sebanyak mungkin terkait minat bakat, profesi dan karir yang kita inginkan.
Sebagai contoh. saya banyak bergabung di komunitas fotografi seperti InstaNusantara, dari sana saya kenal banyak orang yang memiliki kesamaan minat sehingga bisa belajar bersama mengenai teori dan praktek fotografi. Dari kenalan dan komunitas tersebut saya mendapat akses untuk ikut beberapa event fotografi, akses belajar dari fotografer profesional dan semacamnya.
Walaupun saya tidak tertarik untuk berkarir atau menjadi fotografer profesional, setidaknya keingintahuan dan kebutuhan dasar akan keterampilan fotografi sudah dapat terpenuhi. Saya kira kita semua bisa memanfaatkan Media Sosial untuk pengembangan minat bakat dan karir, atau minimal memenuhi pengetahuan umum yang kita perlukan.
3. Membangun personal branding dan memperluas relasi
Dengan menghasilkan karya dan mempublikasikannya di media sosial, selama kita konsisten maka sedikit demi sedikit orang akan mengenal kita melalui karya-karya atau konten yang kita hasilkan. Kita dapat membangun image atau citra apa yang akan orang lain pikirkan tentang kita melalui karya-karya tersebut. Itu yang disebut dengan branding, sedangkan hasil karya kita akan menjadi portofolio yang mendukung brand atau citra yang kita bangun.
Dengan modal itu kita bisa mulai membangun relasi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama bahkan mungkin menjalin relasi dengan orang-orang yang ahli dan pakar di bidang itu.
Dari pertemanan (relasi) itu kita juga bisa belajar banyak hal, mempelajari apa-apa saja yang menjadi topik komunitas dan mulai memberikan kontribusi positif yang memperkuat citra dan mengasah keterampilan serta belajar berorganisasi dengan banyak mengenal bermacam karakter orang lain di dunia maya.
4. Mencari tambahan penghasilan
Media Sosial sudah lama menjadi sumber penghasilan, para influencer, buzzer, afiliasi marketing, bahkan UMKM memanfaatkan Social Media untuk pemasaran produknya, baik barang maupun jasa.
Tanpa keluar rumah atau pergi ke tempat kerja, hanya memanfatkan handphone atau komputer yang terhubung ke internet maka siapapun dapat mencari uang di media sosial. Tentunya hal itu tidak mudah dan diperlukan keahlian dan berbagai persyaratan teknis, namun jika kita sudah memahami dan mempraktikkan 3 jurus di atas, saya yakin seseorang akan dapat melihat peluang cuan yang bisa kita manfaatkan.
Hal yang paling sering saya lakukan adalah memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan usaha atau bisnis teman-teman, semakin lama kita lakukan maka akan semakin berkembang keterampilan kita mempromosikan, memilih konten seperti apa, target pasar seperti apa dan kapan promosi dilakukan. Walaupun dilakukan secara otodidak, namun pengetahuan sampai tutorial yang kita butuhkan hampir semua dapat kita pelajari dari media sosial.
Kita bisa menggunakan prinsip Amati, tiru, modifikasi (ATM) metode ini sudah sangat populer dalam dunia bisnis dan industri kreatif. Metode ini memberi kita peluang untuk selalu menciptakan strategi yang kekinian, segar, kreatif dan unik, dengan itu promosi kita akan memiliki berdaya saing, minimal dapat merebut perhatian.
Untuk menjadi influencer tentunya kita harus selalu bisa membangun topik, menjawab pertanyaan, menjawab komentar dan menciptakan suasana interaktif yang menyenangkan. Jika hal ini dilakukan secara konsisten, beberapa teman akan mulai meminta kita memasarkan produknya, dan kita dapat membantunya dengan cara yang kreatif dan unik.
Sementara demikian 4 jurus Cerdas Bermedia Sosial ala saya, saya sharing di sini bukan karena saya sudah khatam dan pakar dalam soal bermedia sosial, setidaknya catatan ini akan mengingatkan saya sehingga terus belajar.
Salam
Foto: www.connectingmama.com