Tips Sebelum Kamu Daftar Beasiswa, Pelajari Risikonya!
Pendidikan tinggi adalah salah satu cita cita yang diimpikan banyak orang, namun tidak semua orang punya jalan yang mulus menuju kesana, permasalahan finansial adalah salah satu yang paling umum dijumpai, sehingga mendaftar untuk mendapatkan beasiswa adalah solusi yang paling logis untuk dikejar agar meringankan beban dan memastikan mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Meskipun dengan adanya beasiswa bisa menjadi harapan untuk bisa melanjutkan pendidikan, namun untuk mendapatkannya ternyata butuh usaha yang lebih, karena akan ada banyak pesaing yang juga memantaskan dirinya untuk mendapatkan hal yang sama. Semakin banyak pesaing maka akan semakin besar pula risiko untuk kita gagal mendapatkan beasiswa tersebut.
Jadi sebelum mendengar atau membaca kalimat seperti “maaf kamu belum berhasil” atau “maaf coba lagi di kesempatan berikutnya”, kita harus punya persiapan yang matang terlebih dahulu, karena kabar yang kita tunggu adalah kabar penerimaan beasiswa yang mungkin sangat menetukan bagaimana pilihan karir kita ke depannya.
Salah satu bentuk dari persiapan yang matang adalah mempersiapkan diri untuk hal terburuk yang mungkin saja bisa terjadi, karena sebelum kita berhasil mendapatkannya kita masih punya kesempatan untuk gagal, oleh karena itu dalam hal ini, ada baiknya kita belajar memanajemen risiko.
Kenapa risiko penting untuk diperhatikan?, karena di setiap apapun pilihan yang kita pilih akan selalu ada risiko yang mernyertainya, bedanya ada yang risikonya kecil dan tidak terlalu menimbulkan dampak hingga risiko besar yang bisa berdampak untuk banyak orang.
Menurut KBBI, risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan, merugikan, atau membahayakan dari suatu perbuatan atau tindakan, dan kita tahu ditolak beasiswa juga termasuk kategori risiko karena itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan bagi orang orang yang butuh terhadap beasiswa tersebut.
Salah satu syarat agar kita bisa memanajemen risiko adalah mempunyai informasi yang cukup. Semakin banyak informasi yang tersedia maka semakin baik manajemen risiko yang bisa kita lakukan, sebaliknya jika semakin sedikit informasi yang tesedia maka semakin sulit memprediksi bahkan termasuk kategori ketidakpastian yang tidak bisa diukur risikonya.
Beasiswa termasuk kategori yang sangat mudah untuk menebak dan menyusun perencanaan risikonya, karena rata-rata setiap beasiswa memiliki banyak informasi yang bisa membantu kita mengidentifikasi risiko yang akan terjadi. Namun perlu diingat bahwa dengan memanajemen risiko bukan berarti kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya.
Kita tidak bisa menebak apakah kita pasti lulus atau pasti gagal, yang pasti adalah kita bisa mengantisipasi ketika ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Kita bisa mengurangi dampak yang timbul akibat kegagalan tersebut, dan punya bekal persiapan untuk segera melanjutkan perjuangan di tahap berikutnya.
Lalu apa saja sih tahap dalam manajemen risiko dalam konteks ketika seandainya gagal mendapatkan beasiswa?
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dan dipersiapkan ketika kita memutuskan untuk mengejar beasiswa:
Tahapan Memanajemen Risiko dalam konteks Beasiswa
Pertama Indentifikasi Risiko
Sebelum kita berperang, kita harus bisa mengidentifikasi risiko apa saja yang akan muncul ketika kita dalam proses mengejar atau mendapatkan beasiswa tersebut. Risiko yang dihadapi dapat melibatkan aspek finansial, akademis atau faktor eksternal lainnya seperti persaingan yang sangat ketat, persyaratan yang diajukan tidak sesuai atau bahkan kurangnya persiapan. Mengidentifikasi segala risiko yang akan muncul ini bertujuan agar kita lebih siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.
Kedua Analisis Risiko
Perhatikan dan lihat risiko mana yang paling berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan kita berhasil atau gagal dalam mendapatkan beasiswa. Misalkan risiko utama yang paling signifikan adalah persaingan yang ketat sehingga meningkatkan nilai akademis, pengalaman riset serta kemampuan berfikir kritis bisa menjadi poin plus yang bisa kita perlihatkan kepada pihak pemberi beasiswa.
Ketiga yaitu Perencanaan Mitigasi
Di sini kita merencanakan hal-hal atau langkah-langkah untuk mengurangi risiko dan meningkatkan peluang sukses. Ada banyak hal yang bisa dilakukan seperti mendaftar pada beberapa beasiswa. Ada diversifikasi pilihan, artinya kita jangan sampai hanya bergantung pada satu beasiswa, ajukan pemberkasan beasiswa kepada beberapa lembaga atau organisasi yang menyediakan beasiswa yang sesuai dengan bidang studi atau minat kita. Sehinggga ketika kenyataan pahit itu datang pada satu pilihan, masih tersisa opsi lain yang dapat dikejar.
Selain itu kita sebisa mungkin mulai membangun banyak relasi. Manfaatkan segala jaringan dan hubungan untuk mendukung usaha kita dalam mendapatkan beasiswa, seperti bergabung dalam komunitas akademis, menghadiri beragai seminar, dan membangun relasi dengan dosen, peneliti atau akademisi terkemuka.
Selain itu kita juga bisa bertanya kepada orang orang yang berhasil mendapatkan beasiswa yang sama seperti apa yang kita kejar sehingga bisa mendapat gambaran dan antisipasi kejadian-kejadian yang bisa merugikan atau berakibat fatal dalam proses mengejar beasiswa yang diimpikan.
Kemudian kita juga harus mulai manajemen keuangan dengan baik. Karena bagi sebagian orang keuangan menjadi faktor krusial serta mejadi alasan dan hambatan yang paling umum ketika ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Ketika dalam proses menyiapkan berkas atau pendaftaran beasiswa penting juga bagi kita untuk menyiapkan rencana keuangan jangka panjang, mempertimbangkan opsi beasiswa alternatif, serta mencari sumber pendanaan tambahan jika diperlukan.
Manajemen keuangan akan jauh lebih baik lagi jika kita mempersiapkannya jauh sebelum memutuskan untuk mendaftar beasiswa sehingga bisa menjadi pilihan dalam mengatasi kegagalan yang bisa saja terjadi.
Keempat Lakukan Pemantauan & Evaluasi
Sering-sering evaluasi dan memperbarui strategi secara berkala. Jangka waktu untuk mepersiapkan beasiswa itu bermacam macam ada yang cukup dalam 2 minggu ada yang bahkan butuh waktu berbulan bulan untuk melengkapi pemberkasan. Jika waktu yang dibutuhkan panjang tidak menutup kemungkinan akan ada perubahan dalam kondisi akademis, finansial dan lain sebagainya. Jika pernah gagal di kesempatan sebelumnya, maka jadikan kegagalan itu sebagai feedback untuk meningkatkan pedekatan dalam menghadapi risiko.
Dan terakhir kita perlu menyiapkan rencana alternatif. Ketika kita membuat rencana untuk mendaftar beasiswa, penting bagi kita untuk membuat rencana- rencana lainnya. Ibarat beasiswa itu adalah plan A maka kita juga harus menyiapkan plan B sebagai alternatif jika ternyata kabar pahit itu benar-benar datang.
Plan B bisa berupa mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang yang dapat ditabung untuk melanjutkan pendidikan di kesempatan berikutnya, atau rencana lainnya seperti belajar sambil bekerja dan masih banyak lagi. Dengan adanya banyak lapisan perencanaan kita akan bisa tetap terus maju mengejar cita cita yang kita impikan tanpa merasa terlalu terpukul dengan kegagalan.
Itulah beberapa langkah yang bisa kita persiapkan dan praktekkan agar bisa mengurangi risiko kegagalan dan meningkatkan peluang kesuksesan dalam mendapatkan beasiswa.
Sekali lagi memanajemen risiko bukan berarti kita bisa memprediksi kesuksesan atau kegagalan tapi ini berguna untuk mengantisipasi dan mengurangi hal terburuk yang bisa terjadi. Karena setiap pilihan pasti punya risiko, apalagi pilihan kita adalah pilihan yang luar biasa banyak pesaingnya.Mengejar mimpi itu adalah hal yang mudah jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh, tapi usaha untuk mendapatkannya saja tidaklah cukup, kita juga harus memikirkan banyak aspek lainnya seperti perencanaan yang berlapis agar ketika rencana satu gagal masih banyak rencana lainnya yang bisa kita kejar. Agar ketika rencana satu gagal kita tidak terlalu ambil pusing dan tetap semangat meraih apa yang diinginkan.
Yang terpenting selalu yakin dan percaya kepada diri sendiri bahwa segala usaha yang kita lakukan tidak akan berakhir sia-sia.
Penulis: Ningrum Mutmainah
Mahasiswi STEI SEBI