Film Enough
Salah satu film favorit saya adalah Enough, yang dibintangi oleh Jennifer Lopez. Saya cukup terkejut saat melihat J.Lo, yang biasanya bermain di genre yang berbeda, tampil di film semacam ini. Sebagai penikmat cerita, saya selalu mengabaikan siapa yang berperan dan lebih fokus pada alur cerita.
Banyak pelajaran dan hikmah mendalam yang bisa diambil, terutama bagi saya yang sejak kecil tidak banyak memiliki petualangan. Saya cenderung menilai segala sesuatu lurus-lurus saja, termasuk penjahat berkedok teman.
Enough adalah film Amerika Serikat produksi tahun 2002 dengan genre drama-thriller-aksi yang disutradarai oleh Michael Apted. Film ini didasarkan pada skenario yang ditulis oleh Nicholas Kazan, yang diadaptasi dari novel Black and Blue karya Anna Quindlen yang terbit pada tahun 1998 dan sempat menjadi bestseller menurut New York Times.
Sinopsis Enough
Film Enough bercerita tentang karakter yang diperankan oleh Jennifer Lopez, seorang wanita yang mengalami KDRT, kekerasan baik secara verbal maupun fisik dari suaminya. Dalam istilah modern, situasi seperti ini disebut toxic.
Dulu saya belum paham, tapi sekarang saya lebih mengerti bahwa pria yang suka menindas, termasuk istrinya, adalah pria yang menderita dan angkuh, sering disebut dengan NPD (Narcissistic Personality Disorder).
NPD adalah gangguan jiwa yang berbahaya dan sulit disembuhkan kecuali Tuhan mengambil nyawa penderitanya. Jangan pernah berpikir untuk bersabar dan setia mendampingi seseorang dengan NPD.
Slim Hiller (Jennifer Lopez), seorang pelayan yang menikah dengan seorang pria tampan bernama Mitch. Awalnya, kehidupan mereka tampak sempurna, namun segera berubah menjadi mimpi buruk ketika Mitch mulai menunjukkan sifat aslinya yang kasar dan abusif. Setelah mengalami kekerasan fisik dan emosional, Slim memutuskan untuk melarikan diri bersama putrinya.
Dalam upaya untuk menghindari suaminya yang terus memburu mereka, Slim berlatih bela diri dan merencanakan balas dendam untuk melindungi dirinya dan putrinya.
Film ini menampilkan perjuangan seorang wanita yang berani melawan kekerasan demi keselamatan dan kebebasannya.
Perjuangan dan Pelarian
J.Lo awalnya tidak ingin berpisah atau melaporkan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suaminya ke polisi atas saran sahabatnya, dengan alasan klasik, "Dia adalah suamiku dan ayah dari anakku. Aku tidak bisa melakukannya."
Jawaban ini sangat umum di kalangan perempuan yang mengalami kekerasan. Mirip dengan kasus KDRT di Bolaang Mongondow yang saya lihat beritanya tadi pagi. Meskipun wajah sudah babak belur, sang perempuan tetap memilih bertahan demi anak-anak.
Rencana Balas Dendam
Kembali ke film, ketika J.Lo merasa nyawanya dan nyawa anaknya terancam, dia berhasil kabur dan menitipkan anaknya jauh dari jangkauan. Kemudian, dia mulai menyusun rencana balas dendam dengan berlatih bela diri seperti tinju dan jujitsu. Akhirnya, dia berhasil mengalahkan suaminya.
Film Serupa: Sleeping With The Enemy
Film serupa yang juga saya tonton adalah Sleeping With The Enemy yang dibintangi oleh Julia Roberts. Menurut saya, film ini lebih tragis meskipun Julia tidak memiliki anak. Julia, yang cantik, bertemu dengan pria yang awalnya sangat romantis, namun belakangan berubah menjadi mengerikan. Pria ini juga menderita NPD akut dan sangat perfeksionis.
Pelajaran dari Sleeping With The Enemy
Pada satu kesempatan, Julia belajar berenang dan bela diri, yang menjadi modal untuk melarikan diri dengan cara yang luar biasa. Film ini sangat mendebarkan dan menyenangkan untuk ditonton.
Hikmah dan Pesan Penting
Pesan penting yang dapat diambil dari kedua film ini adalah tentang pentingnya keberanian untuk melawan kekerasan dalam rumah tangga. Tidak ada yang berhak menyakiti kita, baik secara fisik maupun mental.
Tubuh, jiwa, dan mental kita adalah amanah dari Allah yang harus dijaga. Membiarkan diri kita disakiti oleh suami adalah kebodohan. Jangan biarkan ikatan pernikahan menjadi alasan untuk membiarkan kekerasan dan kedzaliman terjadi.
Konteks Agama
Dalam konteks agama, Allah berfirman dalam QS 13:11, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." Ayat ini mengajarkan kita bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri.
Kita harus berani mengambil langkah untuk keluar dari situasi yang tidak sehat dan merusak. Kekerasan dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang bisa dibiarkan. Tubuh, jiwa, dan mental kita adalah amanah dari Allah yang harus dijaga.
Kesimpulan
Membiarkan diri kita disakiti oleh suami adalah kebodohan. Jangan pernah berpikir untuk bersabar dan setia mendampingi seseorang dengan NPD. Solusi untuk kekerasan dalam rumah tangga adalah melawan. Jangan biarkan ikatan pernikahan menjadi alasan untuk membiarkan kekerasan dan kedzaliman terjadi.
#end
Ttd: Muridnya Mbak Maya Sukma Kiat
Penulis Mak Sri Suharni
Sabtu 9 Juli 2024