Fenomena Jasa Sewa Orang di Jepang: Solusi Instan untuk Kesepian Modern

Fenomena jasa sewa teman di Jepang, solusi kreatif untuk kesepian modern, seperti kisah inspiratif Shoji Morimoto
Fenomena Jasa Sewa Orang di Jepang: Solusi untuk Kesepian Modern

Di Jepang, negara yang dikenal dengan budaya kerja keras dan masyarakatnya yang sering merasa kesepian, muncul fenomena unik yang menarik perhatian banyak orang, terutama generasi milenial dan Gen Z. 

Salah satu tokoh yang mencuri perhatian adalah Shoji Morimoto, seorang pria berusia 41 tahun yang menemukan cara unik untuk menghasilkan uang: menyewakan dirinya untuk "tidak melakukan apa-apa". 

Kisah Morimoto ini tidak hanya menarik tetapi juga mengajarkan banyak hal tentang kehidupan, budaya Jepang, dan cara berpikir kreatif dalam menghadapi tantangan.

Bagaimana Semua Bermula

Setelah dipecat dari pekerjaannya pada tahun 2018 karena dianggap kurang inisiatif, Morimoto memutuskan untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Ia menawarkan jasa sebagai pendamping atau teman sewaan untuk berbagai kebutuhan

Tarifnya berkisar antara 10.000 hingga 30.000 yen (sekitar Rp 1 juta hingga Rp 3 juta) per sesi selama dua hingga tiga jam. Dalam setahun, ia bisa mendapatkan pendapatan hingga 1,2 miliar rupiah! Tidak buruk untuk seseorang yang katanya “tidak melakukan apa-apa”, bukan?

Apa yang Dilakukan Morimoto?

Morimoto disewa untuk berbagai keperluan. Ada yang menyewa dia untuk menemani mereka menunggu pelari maraton di garis finis, menghadiri pesta bersama orang asing, atau bahkan duduk diam di jalur kereta selama 17 jam. 

Uniknya, banyak klien yang hanya ingin ditemani tanpa perlu banyak berbicara. Morimoto bukan terapis, tetapi ia menjadi pendengar yang baik untuk orang-orang yang butuh meluapkan emosi atau sekadar melewati hari-hari sulit.

Fenomena ini menunjukkan kebutuhan masyarakat Jepang akan koneksi manusia yang sederhana namun bermakna, tanpa tekanan dari hubungan jangka panjang. Dalam budaya di mana kesepian menjadi masalah besar, pekerjaan Morimoto terasa relevan dan membantu.

Solusi untuk Kesepian Modern

Mengapa Jasa Ini Diminati?

Jepang memiliki tingkat kesepian yang tinggi, bahkan memunculkan fenomena seperti Kodokushi, yaitu orang yang meninggal sendirian tanpa ada yang menyadari. Menurut survei OECD, interaksi sosial di Jepang cukup rendah, terutama karena gaya hidup yang sibuk dan individualistis. Hal ini membuat layanan seperti yang ditawarkan Morimoto menjadi solusi yang menarik.

Selain itu, ada juga layanan sewa orang lain seperti Rentaru Tomodachi (teman sewaan), Rentaru Kazoku (keluarga sewaan), dan Rentaru Kanojo (pacar sewaan). 

Layanan-layanan ini memberikan masyarakat Jepang pilihan untuk memiliki teman atau keluarga sementara tanpa harus membangun hubungan jangka panjang yang kompleks. Contohnya, seorang pria bernama Kazushige Nishida menyewa seseorang untuk berperan sebagai istri dan anak setelah keluarganya meninggalkannya, sehingga ia tidak merasa terlalu kesepian.

Salah satu penyedia jasa yang cukup dikenal adalah Family Romance (family-romance.com). Melalui situs ini, pengguna dapat menyewa teman (Rentaru Tomodachi) untuk berbagai keperluan, mulai dari menemani makan siang, berbicara, hingga menghadiri acara tertentu. 

Dengan sistem yang profesional dan fleksibel, Family Romance memberikan pengalaman yang disesuaikan dengan kebutuhan klien, menjadikannya salah satu pilihan populer di Jepang.

Dampak Positif dan Negatif Fenomena Ini

Fenomena jasa sewa orang di Jepang memiliki dua sisi. Di satu sisi, layanan ini membantu mengurangi rasa kesepian dan tekanan sosial. 

Orang-orang yang merasa terisolasi dapat menemukan cara untuk berbagi cerita dan menjalani kehidupan dengan lebih ringan. Bahkan, hal ini juga membantu menurunkan angka bunuh diri dan Kodokushi di Jepang.

Namun, di sisi lain, fenomena ini juga memunculkan kekhawatiran. Budaya sewa orang dapat membuat masyarakat semakin enggan untuk membangun hubungan nyata atau membentuk keluarga

Wanita Jepang, misalnya, cenderung memilih fokus pada karier dibandingkan menikah atau memiliki anak, yang berkontribusi pada penurunan angka kelahiran (Shoushika) di negara tersebut.

Fenomena Jasa Sewa Orang di Jepang: Solusi untuk Kesepian Modern

Pelajaran dari Morimoto

Shoji Morimoto adalah contoh bagaimana kreativitas dan keberanian untuk berpikir di luar kotak (out of the box) dapat mengubah tantangan menjadi peluang. Dalam dunia yang semakin individualistis, jasa seperti ini mencerminkan kebutuhan mendalam manusia untuk koneksi dan empati

Generasi milenial dan Gen Z dapat belajar dari Morimoto tentang pentingnya memahami kebutuhan orang lain dan menciptakan solusi yang relevan.

Pekerjaan Morimoto juga mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki nilai, meskipun sering kali sulit terlihat. Kadang-kadang, hanya dengan "tidak melakukan apa-apa" dan mendengarkan, kita sudah bisa memberikan dampak besar dalam kehidupan seseorang.

Fenomena jasa sewa orang di Jepang adalah cerminan dari budaya modern yang penuh tekanan tetapi juga penuh kreativitas. 

Dengan memahami cerita seperti ini, kita bisa belajar untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, sekaligus menemukan cara unik untuk menghadapi tantangan zaman. 

Bagi generasi milenial dan Gen Z yang sering mencari makna hidup, kisah Shoji Morimoto adalah pengingat bahwa peluang bisa datang dari mana saja — bahkan dari hal yang dianggap tidak mungkin.

Posting Komentar

No Spam, Please.