Sore itu, Anna duduk di tepi Pantai Indrayanti, Yogyakarta, bersama Ki Somad, seorang kakek yang bijak. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma laut yang khas. Di kejauhan, suara ombak bergemuruh, menyatu dengan harmoni alam yang menenangkan. Cangkir kopi hitam tersaji di meja kecil di antara mereka, uapnya masih mengepul.
Anna menghela napas panjang, memandangi garis cakrawala yang mulai berubah warna. “Kek, kenapa hidup ini rasanya berat sekali? Pekerjaan nggak ada habisnya, masalah datang terus. Rasanya aku capek banget.”
Ki Somad tersenyum, menatap cucunya dengan penuh kasih. “Anna, kamu tahu, stres itu bukan soal apa yang terjadi di luar, tapi bagaimana kamu meresponnya. Hidup ini memang penuh tantangan, tapi cara kita menghadapi tantangan itu yang menentukan apakah kita merasa tertekan atau tidak.”
Anna memandang kakeknya dengan mata penuh tanya. “Maksud Kakek gimana?”
Mengelola Stres dengan Mindset Positif
Ki Somad menyeruput kopinya perlahan, lalu berkata, “Banyak orang mengira stres datang dari keadaan di sekitar mereka. Padahal, sebagian besar stres itu muncul dari cara kita memandang dan menanggapi situasi. Kita memilih untuk dikendalikan oleh pikiran, atau kita mengendalikan pikiran itu sendiri.”
“Tapi, Kek, gimana caranya ngeliat sesuatu dengan positif kalau masalahnya nyata?” tanya Anna.
Ki Somad tersenyum lagi. “Benar, situasi sulit itu nyata. Tapi kamu punya pilihan bagaimana meresponnya. Misalnya, daripada merasa tertekan oleh pekerjaan yang menumpuk, fokuslah pada satu tugas yang bisa kamu selesaikan lebih dulu. Ketika satu hal selesai, itu akan memberi rasa pencapaian dan motivasi untuk melanjutkan.”
Tips Mengurangi Stres dengan Kesadaran Diri
“Ada latihan sederhana yang bisa kamu coba,” lanjut Ki Somad. “Misalnya, latihan pernapasan. Tarik napas dalam-dalam, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan. Ini membantu menenangkan pikiran. Atau, luangkan waktu untuk beribadah dengan lebih khusyuk. Ketenangan spiritual itu sumber kekuatan yang luar biasa.”
Anna mengangguk perlahan. Angin pantai menyentuh wajahnya, seolah mengajaknya untuk ikut tenang.
Fokus pada Hal-Hal yang Bisa Kita Kontrol
“Anna, kuncinya adalah fokus pada hal-hal yang bisa kamu kontrol. Misalnya, kamu nggak bisa mengendalikan pendapat orang lain, tapi kamu bisa mengendalikan bagaimana kamu meresponnya. Jangan terjebak dalam pola pikir negatif yang hanya bikin kamu semakin stres. Semua hanya soal mindset,” ujar Ki Somad tegas.
Anna tersenyum tipis. “Jadi, kalau gitu, stres itu sebenarnya pelajaran ya, Kek?”
Ki Somad mengangguk. “Benar sekali. Stres itu mengajarkan kita untuk memahami cara kerja pikiran kita sendiri, dan di mana tempat yang membuat kita merasa memiliki harga diri. Pada akhirnya, apapun yang terjadi, tetaplah tenang dan gunakan pikiranmu dengan bijak.”
Kesimpulan: Mengubah Stres Menjadi Peluang Belajar
Sore itu, Anna merasa lebih ringan. Ia menyadari bahwa stres bukanlah musuh yang harus dihindari, melainkan sebuah tantangan untuk memahami dirinya sendiri. Dengan mengubah perspektif, ia bisa menghadapi tekanan hidup dengan lebih tenang dan percaya diri.
Di perjalanan pulang, Anna mencoba latihan pernapasan yang diajarkan Ki Somad. Tarik napas, tahan, dan hembuskan perlahan. Dalam setiap hembusan napas, ia merasa sedikit demi sedikit beban pikirannya mulai terangkat. Ia tersenyum, siap untuk menghadapi hari dengan cara pandang yang baru.